Mohon tunggu...
susilo ahmadi
susilo ahmadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - sekedar menyalur hobi menulis

cuma orang biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Rasa Kemanusiaan Telah Mati

5 November 2021   06:38 Diperbarui: 7 Maret 2022   09:45 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tadi pagi sekitar pukul 4.30 ketika sedang joging di depan balai desa Tanjung Rejo, Jember mendadak saya ditendang dari belakang. 

Saya kira itu cuma kendaraan yang tak sengaja menyerempet. Ternyata 3 orang anak muda yang naik motor sport hitam. 

Si pengemudi menantang saya mau ngajak berkelahi. Saya biarkan saja dan saya pikir masalah sudah selesai karena pada dasarnya saya tidak kenal dan merasa tidak ada masalah dengan mereka. Saya hanya menduga itu anak-anak muda yang sedang mabuk atau cari perkara. 

Mungkin mereka melihat saya sebagai obyek paling "lemah" di jalan karena memang cuma saya yang joging sementara orang-orang lain naik kendaraan. 

Mau secepat apa saya berlari toh takkan pernah bisa menandingi kecepatan motor mereka. Ternyata mereka berhenti di depan gang menuju lapangan Tanjung Rejo. Mungkin menurunkan salah satu temannya. Mereka menyumpahi saya habis-habisan. 

Saya biarkan saja dan saya menduga mereka tidak akan mengejar saya lagi. Rupanya saya salah kira. Mereka (tinggal 2 orang) terus menguntit saja hingga kira-kira 100 m timur bengkel Ramai Perdana Motor. 

Si pengemudi turun lalu mencegat dan menantang saya. Tidak saya ladeni. Saya pun cepat-cepat berlari dan dia mengejar saya. 

Saya berteriak-teriak minta tolong tetapi tak ada kendaraan yang mau berhenti. Saya terus berlari hingga dekat klinik Madinah lalu berlindung di situ. 

Ada bapak SATPAM di klinik sebagai saksinya. Mereka kemudian belok ke selatan di jalan timur klinik sembari masih menyumpahi saya terus. Ini bukti bekas sandal tendangan mereka di kaos saya. 

Jujur selama 7 tahun saya melakukan joging pagi di jalan baru kali ini mengalami kejadian buruk seperti ini. Yang saya herankan mengapa tidak ada orang yang menolong saya? Padahal saya berteriak-teriak di jalan raya yang lumayan banyak pengendaranya walau masih agak gelap. Dugaan saya selama ini ternyata salah jika berada di tempat keramaian akan selalu aman. 

Saya mencoba mencegat para pengendara yang banyak berlalu lalang itu tetapi sepertinya mereka seolah tidak melihat atau pura-pura tak melihat saya. Padahal saya tak tinggal di kota besar yang individualis tetapi seolah ini juga sebagai bukti bahwa masyarakat kita baik di desa atau kota kecil tak ada bedanya, sama-sama sudah terjangkit penyakit modern ini.  Sekaligus ini juga sebagai bukti telah hilangnya rasa kemanusiaan dalam diri pribadi masing-masing rakyat kita. 

Sungguh sangat disayangkan karena walau saya hidup bersama banyak orang lain tetapi tetap aja seolah-olah serasa sendirian. 

Semua orang cuma sibuk dengan kepentingan dan dirinya sendiri dari melek pagi sampai tidur lagi malam hari. Selain itu ketika negara tidak mampu memberikan jaminan keamanan di tempat-tempat umum seperti jalan raya maka di sinilah peran salah satu negara telah gagal.

     Beberapa teman menyarankan untuk melapor ke kantor polisi walau saya pesimis dengan hasilnya. Sore hari tadi (5 November 2021) saya datangi kantor POLSEK terdekat. Endingnya sudah saya duga: laporan tidak bisa diproses! Alasannya karena saya tidak kenal dengan pelaku! Apakah kalau kendaraan saya dicuri, saya harus mengenal pelaku dulu baru bisa lapor? Ataukah kalau ada orang menganiaya saya tiba-tiba di jalan saya juga harus kenalan dulu sama orangnya?? Kalaupun diproses kata si bapak polisi maka hanya akan menjadi tumpukan perkara saja. Yah... saya hanya mengasumsikan bila kata-kata "tumpukan perkara" itu bahwa mereka tidak mau atau malas bekerja atau memproses aja. Entah karena masalah saya dianggap tidak penting atau tidak ada f*lusnya atau apalah saya tidak tahu. Saya tentu kecewa sekali tetapi juga tidak kaget banget sebenarnya. Dari dulu juga penegakan hukum di Indonesia ya beginilah rupanya. Jadi wajarlah kalau selama ini banyak rakyat kita yang tak pernah percaya dengan lembaga yang satu ini. Bukan salah rakyat tetapi memang lembaganya sendiri tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
#percumalaporpolisi

Update 8 November 2021
     Karena laporan ke POLSEK tidak bisa diproses kemudian saya mencoba untuk membuat laporan aduan secara online melalui aplikasi Polisiku Presisi. Ternyata di aplikasinya masih banyak errornya. Yang lebih lucu lagi pagi ini saya menerima email bila saya diminta untuk melakukan laporan secara offline ke kantor polisi terdekat. Lho kok malah jadi dipingpong lempar sana sini? Terus apa gunanya aplikasi ini?? Sekali lagi ah... sudahlah! Merdeka!!

 

Bekas tendangan kaki di kaos saya
Bekas tendangan kaki di kaos saya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun