Mohon tunggu...
susilo ahmadi
susilo ahmadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - sekedar menyalur hobi menulis

cuma orang biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

"Gas Melon", Subsidi Salah Sasaran

20 Januari 2020   17:50 Diperbarui: 22 Januari 2020   21:11 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin ada yang bertanya kok saya tidak pakai tabung elpiji biru 12 kg non-subsidi?

Masalahnya adalah ada pada distribusi. Siapa yang mau jalan berpuluh-puluh kilometer menembus kemacetan hanya untuk membelinya?

Kalau memang aturannya gas melon ini hanya diperuntukan bagi GAKIN, mengapa tidak ada pengawasan pada distribusinya supaya tepat sasaran agar tidak semua golongan bisa membeli gas melon sesukanya?

Beberapa tahun lampau, saat menonton sebuah acara memasak di sebuah stasiun TV, saya melihat dengan sangat jelas kru tersebut memasak memakai tabung gas melon. Lalu sebuah kedai mie ayam terkenal di kota terdekat yang omzetnya per hari mencapai puluhan juta juga menggunakan tabung ini.

Beberapa bulan kemarin di sebuah rumah seorang pengusaha besar jamur tiram juga saya melihat dengan sangat jelas puluhan tabung gas melon menumpuk di gudangnya.

Yang terakhir, suatu pagi beberapa hari lalu ketika saya disuruh mengantar gabah ke rumah saudagar kaya. Istrinya saat itu sedang memasak di belakang dan pintu dapurnya sedang terbuka, mata saya langsung menangkap puluhan tabung gas melon menjulang.

Saya tidak yakin orang-orang ini layak mendapatkan subsidi contoh si saudagar kaya itu seandainya disuruh membeli isi ulang gas melon Rp 100 ribu per tabung pun pasti cuma dianggap upil saja.

Kesimpulannya sudah sangat jelas subsidi tabung gas melon sudah salah sasaran.

Tapi jangan dulu menyalahkah orang-orang kaya yang menggunakan gas melon. Mereka pakai gas melon kadang juga karena hanya itu yang tersedia di sekeliling mereka seperti si saudagar tetangga itu.

Sebenarnya pemerintah sudah berupaya dengan memberikan tulisan "hanya untuk warga miskin" di badan tabung. Tapi menurut saya itu sia-sia saja. Itu tak ubahnya seperti tulisan "merokok membunuhmu" yang menurut saya tidak akan banyak memberikan dampak apapun kepada para perokok.

Selain itu sosialisasi tabung gas non-subsidi (Brightgas pink atau tabung yang biru) kepada masyarakat nyaris nol. Saya melihat pemerintah seperti malas melakukannya ditambah gerojokan pasokan gas melon membuat gas non subsidi hampir-hampir lenyap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun