Kalau saya ingat-ingat lebih jauh lagi rasa-rasanya bukan cuma kali itu saja saya pernah tersesat. Tahun lalu (2018) juga pernah cuma bukan di bagian sisi ini (barat) tapi di sisi timur. Waktu itu seingat saya kasusnya hampir mirip. Walaupun sudah memasuki kemarau tetapi hujan masih turun terus sehingga jalan di dalam hutan jadi becek meskipun sebenarnya jalan di sisi luar hutan sudah mengering. Nah pas di tengah-tengah jalan rupa-rupanya ada bagian-bagian jalan yang longsor. Ini yang kemudian membuat saya kebingungan. Seharusnya saya belok kanan tetapi malah jalan terus. Untungnya masih belum terlalu jauh saya langsung tersadar jika sudah salah jalan. Cepat-cepat saya putar balik dan berjalan lebih pelan serta teliti. Benar ternyata belokan yang ke kanan tidak begitu terlihat karena sudah hancur oleh air hujan.Â
Kali lain pernah juga saya terlalu pede mengandalkan GPS. Saya coba ikuti rute sesuai arahan GPS setelah beberapa saat masuk hutan. Kalau melihat GPS memang terlihat ada rute terpampang jelas di situ. Yang ganjil adalah setelah beberapa puluh meter masuk hutan jalan yang semula lebar terus mengecil dan akhirnya menghilang. Ampun dah lagi-lagi saya bingung. Saya menoleh kemana-mana sama sekali tidak terlihat jalan lain. Satu-satunya solusi cuma putar balik tetapi ya itulah karena sudah terlanjur jauh masuk ke dalam hutan jadi malas mau balik lagi (ini kebiasaan buruk banget deh kayaknya). Sepertinya jalan itu sudah jarang atau tidak pernah dilewati sehingga dedaunan kering menumpuk di atas jalan yang kemudian membuat jalan tertutup. Saya singkirkan GPS supaya saya bisa lebih fokus kepada situasi di hutan dan akhirnya saya nekad melewati dedaunan kering yang menumpuk tebal. Rasanya tidak menyenangkan sama sekali karena kadang kaki terperosok ke dalam lubang atau cekungan jadi saya mesti ekstra hati-hati dan lagi-lagi syukurlah saya bisa keluar dari hutan.Â
Oleh sebab itu sebaiknya hiking atau trail running memang tidak dilakukan sendirian dan yang terpenting adalah memiliki peralatan navigasi yang memadai seperti kompas, GPS, dan peta, serta terampil menggunakannya serta tak ada salahnya (ini yang paling penting) ditemani guide atau orang yang sudah berpengalaman jika medan memang masih belum dikenal. Tapi jujur sejak kejadian itu saya jadi tidak berani lari sendirian di dalam hutan meskipun tak jauh dari rumah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H