Pasti ada error tapi error itu diminimalisasi sebaik mungkin. Lalu pasti ada yang berpikir lagi, ambil sampelnya kan acak? Kalau acak apakah bisa mempresentasikan populasi? Acak bukan berarti acak-acakan, sembarangan, atau asal-asalan.Â
Meskipun acak juga harus mengikuti mekanisme tertentu. Angka acak ini tidak asal membuat tetapi diambil dari random number generator. Ada kaidah-kaidah statistika yang harus diikuti. Manipulasi data? Bisa sekali mungkin tetapi sekali lagi rasa-rasanya tak logis jika semua lembaga survey itu bareng-bareng sepakat melakukan manipulasi data.
Saya mengenal ada orang-orang tertentu yang sedemikian butanya sehingga malah mematikan logika dan analisa mereka sendiri. Padahal mereka bukan orang-orang bodoh.Â
Mereka lulusan PTN-PTN terkenal tapi anehnya mereka seperti tidak mau melihat arus yang mengalir deras di sekeliling mereka sendiri. Mereka sedemikian sibuknya berbicara kepada semua orang hingga malah melupakan untuk lebih banyak mendengar dan melihat.
 Setiap kali saya bertemu mereka pasti akan mendominasi pembicaraan dan saya pun seperti biasanya lebih suka mendengarkan. Bagi saya menjadi pendengar yang baik adalah jauh lebih baik daripada menjadi pembicara yang buruk.Â
Akhir kata selamat buat pak Jokowi! Kita semua menunggu yang terbaik untuk bangsa ini. Buat rekan-rekan sesama bangsa dan tanah air, sudahlah, PILPRES sudah lama berlalu. Sudah saatnya kita semua move on.Â
Jangan terus menerus duduk di situ sementara waktu terus berlalu. Mari kita semua melakukan tugas dan peran kita sebaik-baiknya di dunia nyata. Kalau kita masih terus sibuk ribut dan bertengkar melulu mau sampai kapan akan selesai?Â
Kalaulah ada kecurangan biarlah hukum yang memprosesnya. Tidak perlu main hakim sendiri. Saya yakin cara ini jauh lebih elegan dan ksatria. Â Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H