Mohon tunggu...
susilo ahmadi
susilo ahmadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - sekedar menyalur hobi menulis

cuma orang biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ngabuburit dengan Membersihkan Masjid

21 Mei 2019   06:55 Diperbarui: 21 Mei 2019   07:05 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    

Berbuka adalah saat yang paling ditunggu bagi yang sedang berpuasa. Lepas Ashar sampai maghrib (ngabuburit) adalah waktu luang ketika banyak hal yang bisa dilakukan. Ada berbagai cara untuk mengisi waktu luang tersebut. Mulai dari sekedar nongkrong di alun-alun sembari mencari takjil, berjalan-jalan naik sepeda atau motor berkeliling kota, joging, dan lain-lain. 

Kalau istri paling suka diajak jalan-jalan berkeliling kota tetapi saya malah tidak menyukainya. Alasan saya adalah saat ngabuburit jalanan jadi sangat padat dan semrawut oleh kendaraan. 

Para pekerja kantor yang sedang pulang seolah sedang berpacu tiba di rumah. Jalan juga menyempit karena para pencari takjil memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan yang sudah padat. 

Apalagi beberapa menit menjelang adzan maghrib, jalan raya sudah seperti sirkuit balap saja hingar bingar oleh kendaraan berkecepatan tinggi mengejar waktu berbuka bersama anggota keluarga.

Karena itulah saya lebih suka berdiam diri di rumah melakukan hobi yang saya sukai yaitu menulis. Menulis apa saja terutama peristiwa-peristiwa yang baru terjadi seharian atau kemarin. 

Jika tidak ada sesuatu yang menarik untuk ditulis maka saya habiskan dengan membaca e-book. Ada banyak sekali koleksi e-book yang rasa-rasanya entah sampai kapan akan habis dibaca. 

Jika sedang bosan melakukan keduanya maka saya mengajak teman-teman Relawan Masjid (REMAS) untuk melakukan sesuatu yang berguna buat sesama daripada mondar mandir tak jelas di jalan nan bising. 

Relawan Masjid ini adalah organisasi nirlaba yang saya ikuti sejak Agustus tahun lalu. Kegiatan utamanya adalah membersihkan masjid saat akhir pekan. Syukurlah pada Ramadhan kali ini kami sudah berhasil melakukan tiga kali aksi membersihkan masjid saat ngabuburit. 

Memang saya hobi bersih-bersih rumah karena bagi saya rumah harus nyaman, bersih, dan sehat. Manusia menghabiskan 80% waktu dalam hidupnya berada di rumah dan bukan di dalam kendaraan.

Saya selalu antusias mengikuti kegiatan-kegiatannya karena ada sejumlah alasan. Yang pertama saya jadi bisa melihat sangat banyak aneka bangunan masjid baru. Jika dilihat sekilas maka masjid manapun akan terlihat seperti sama saja. 

Akan tetapi cobalah masuk ke dalam dan amati detailnya maka tidak ada dua masjid yang persis sama. Ada yang dominan dengan ciri khas bangunan ala Jawa. Ada yang modern futuristik dan banyak pula ala-ala Timur Tengah. Ada yang rumit desainnya dan tidak sedikit yang minimalis. Baru sadar belakangan ini jika sebenarnya ada begitu banyak masjid di sekeliling saya. 

Dalam satu desa saja bisa ada belasan masjid. Saat paling menyenangkan adalah saya bisa berjumpa dengan orang-orang baru seperti takmir masjid dan warga sekitar masjid. 

Berkenalan dengan orang-orang baru dengan berbagai latar belakang yang bermacam-macam adalah hal yang sangat menyenangkan. Bahkan organisasi kamipun terdiri dari berbagai personil dari berbagai usia dan profesi mulai dari PNS, pedagang, karyawan swasta, petani, pelajar, pengusaha, dll. Aksi ditutup dengan acara bukber di masjid yang telah dibersihkan.

Mungkin banyak yang berpikir, bukankah di setiap masjid sudah ada petugas yang membersihkannya lantas kenapa masih dibersihkan lagi? Benar sekali setiap masjid selalu ada petugas kebersihannya tetapi umumnya jumlah petugas tidak memadai dengan ukuran masjidnya. 

Masjidnya besar sementara petugasnya cuma seorang. Jelas kuwalahan. Apalagi petugas masjid kebanyakan adalah para lansia yang sudah sangat menurun tenaganya yang akan sangat sulit membersihkan masjid dengan cepat. 

Selain itu banyak masjid yang tidak memiliki alat-alat kebersihan memadai seperti vaccuum cleaner atau mopper (alat pel) yang baik. Yang terburuk adalah petugas masjid kadang tidak memiliki pengetahuan cukup tentang cleaning service. 

Misalnya untuk membersihkan kaca harus menggunakan lap micro fiber karena jika menggunakan lap biasa akan dapat menggores kaca. Atau menggunakan cairan pel terlalu pekat sehingga lantai malah semakin cepat kotor. 

Padahal sesuai syariat Islam bahwa masjid tidak hanya harus selalu berada dalam keadaan bersih tetapi juga suci. Dari hobi inilah saya mencoba memberikan bantuan bersama kelompok REMAS ini.  Semoga kami bisa terus konsisten hingga jauh ke depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun