Mohon tunggu...
susilo widodo
susilo widodo Mohon Tunggu... -

saya orang biasa yang tidak suka berfikir rumit

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cerita Temanku tentang Kehidupan

6 Juli 2010   14:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:03 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada seorang temen yang suka sekali bercerita kepadaku tentang pengalamannya di masa muda. Sebenernya temenku itu jauh lebih tua dariku, mungkin lebih pantas aku panggil “mbah/kakek”, tapi aku lebih suka menganggapnya temen. Karena dia selalu bercerita tentang kisah masa mudanya ketika masih menjadi orang yang gagah dan seorang pimpinan di pabrik tebu milik Belanda. Meskipun cerita yang kudengar selalu sama namun aku tidak pernah merasa bosen.

Temenku itu bercerita di waktu muda ia memimpin 500 orang buruh, dari berbagai macam suku. Karena temenku itu dari jawa barat maka ia pun harus belajar banyak, karena kebetulan tempatnya bekerja di jawa timur dan pekerjanya kebanyakan suku Madura. Ia sama sekali tidak merasa jadi orang tinggi dan harus dihormati kala itu, meskipun jabatan di pabrik memang lumayan tinggi. Ia selalu memperhatikan kebutuhan buruh-buruhnya. Karena buruh itu manusia bukanlah mesin.

Ketika ada buruh yang sakit ia pun tak pernah segan menjenguk dan memberi santunan. Apa pun keluhan buruh selalu didengar dan disampaikan keatasan. Sehingga para buruh menjadi cinta dan hormat kepadanya. Tak hanya itu atasannya pun semakin sayang padanya karena pekerjaan buruh-buruh yang dipimpinnya tidak pernah mengecewakan.

Temenku itu mempunyai prinsip yang unik “apabila kita disekolah maka guru kita adalah bpk/ibu guru atau dosen, namun bila sudah terjun dalam masyarakat atau dalam pekerjaan maka guru kita adalah apa yang kita hadapi”. Maka ia pun mempelajari keinginan-keinginan buruh dan keinginan-keinginan atasannya, namun ia tetap berprinsip menjadi diri sendiri tidak ikut-ikutan terbawa arus sungai yang keliru.

Pernah suatu hari para belanda mengadakan pesta, berhubung jabatan temenku tinggi maka ia pun ikut di undang. Namun karena acara orang belanda tentu saja ada acara menari, minum-minuman keras, dan juga perempuan penghibur. Sebernya temenku itu ingin tidak hadir namun karena yang mengundang atasan maka ia pun terpaksa hadir.

Pesta pun dimulai para belada itu pun mulai menari-nari, temenku pun di ajak menari oleh seseorang namun karena ia muslim dan orang timur tentulah ia tau adat. Dengan sopan temenkupun menolak dan bilang “maaf saya tidak biasa menari”. Akhirnya atasannya maklum,kemudian saat acara makan-makan temeku pun di ajak makan bersama namun berhubung makanannya menurut keyakinannya haram maka ia pun menolak dengan bilang “saya tidak suka makanan itu, apa ada makanan yang lain?” itulah temenku selalu berusaha belajar dari lingkungan yang dihadapi namun tidak pernah lupa dengan jati dirinya.

Acara pesta belum berakhir sampai disitu, setelah malam mulai larut temenku itu pun ditawarkan untuk memilih wanita penghibur yang disuka yang telah disediakan. Namun ia tetap berpegang pada prinsipnya, tidak pernah lupa jati diri. Maka ia pun menolak dan bilang “maaf saya sudah beristri” seorang temennya nyelentuk dan bilang “kalau tiap hari makan tempe apa tidak bosen? Sekali-kali bolehlah makan ikan”. Dengan tersenyum dan wajah tegas temenku berkata” maaf istri saya bukan makanan”

Temenku seorang yang selalu belajar dari lingkungan sekitar namun selalu tidak pernah lupa akan jati dirinya, kata itu lah yang selalu aku ingat. Ketika uang sudah ditangan kebanyakan orang akan lupa apa itu cinta, apa itu agama, apa itu iman, dan bahkan orang akan lupa dia sendiri siapa.

Apabila terkena sihir harta dan jabatan kebanyakan orang akan lupa segalanya. Ia bahkan lupa bahwa suatu hari nanti ia akan tua dan renta. Bahkan ia lupa bahwa nantinya akan wafat dan di mintai pertanggung jawaban oleh pencipta. Kalau aku lihat kehipan temenku itu sekarang sangatlah mengagumkan,.. boleh dibilang perlu dicontoh. Sepasang kakek dan nenek yang hidup sederhana yang selalu hidup tenang dalam ikatan cinta yang dinaungi kekuasaaan Sang Pencipta. Semoga saja setiap orang bisa faham dan mengerti siapa jati dirinya, dan untuk apa dia hidup serta apa yang dicari,…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun