Mohon tunggu...
Susi Komalasari
Susi Komalasari Mohon Tunggu... -

just another brick in the wall

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mau Dibilang “Kampanye atau Apalah” Bantuan Ambulance Gratis dari Parpol Sangat Bermanfaat

26 Agustus 2016   15:24 Diperbarui: 26 Agustus 2016   15:46 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapa sih yang mau dilahirkan miskin, pasti kalau boleh memilih setiap manusia ingin dilahirkan menjadi kaya atau kalau beruntung lahir dari orangtua yang kaya. Apalagi di Indonesia dan negara berkembang lainnya hidup menjadi miskin tentu tidak mengenakan, terutama saat kita atau keluarga kita sakit. Coba bayangkan ribetnya setengah mati, walau pemerintah telah menyediakan BPJS dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) tapi tetap saja para pemengang kartu tersebut selalu dinomor duakan, pengalaman pribadi menggunakan Kartu BPJS selalu harus mengantri panjang bila ingin berobat, namun sayangnya sebagian warga miskin di Indonesia belum ada yang memiliki BPJS atau mendapatkan KIS, nah kalau yang belum memilki kartu tersebut bagaimana ?

Itu salah satu contoh kecil, masih ingat nggak berita dimedia massa seorang pemulung bernama Supriono, yang tak mampu menyewa ambulance harus menggendong mayat anaknya Khaerunisa berusia 3 tahun yang meninggal karena penyakit muntaber.  Karena tak punya uang Supriono mengaku hanya sekali membawa putrinya tersebut ke puskemas kecamatan setiabudi, Ia berharap putrinya sembuh dengan sendiri. Supriono bersama Muriski Saleh anak pertamanya berusia 6 tahun membawa mayat Khaerunisa dengan menggunakan KRL untuk dimakamkan di Bogor. Penumpang KRL pun geger melihat Supriono membawa mayat.

Supriono dipaksa turun dari kereta dan dibawa ke kantor polisi karena dicurigai si anak adalah korban kejahatan. Di kantor polisi Supriono menjelaskan anaknya tewas karena muntaber, polisi belum langsung percaya dan memaksa Supriono membawa jenazah itu ke RSCM untuk diautopsi. Di RSCM Supriono harus menunggu lama hanya untuk mendapat mendapatkan surat permintaan pulang dan ambulance gratis, namun ambulance gratis tak Ia dapat, akhirnya Supriono terpaksa mengendong jenazah anaknya sampai kebogor.

Peristiwa serupa belum lama ini terjadi New Delhi, India, pria bernama Dana Majhi harus menggotong jenazah istrinya sejauh 12 kilometer hal ini dilakukan setelah rumah sakit di kota Bhawanipatna, Negara Bagian Orissa tidak menyediakan ambulance gratis untuk membawa jenazah pulang kedesanya.

Sungguh ironis mendengar cerita tadi, apakah orang miskin dilarang sakit ? negara seharusnya memperhatikan rakyatnya namun ternyata hal tersebut tidak demikian, justru bantuan didapat berasal bukan dari pemerintah melainkan dari LSM atau Partai Politik.

Bukan mau kampanye atau lainnya, bila dirasakan kebanyakan bantuan tersebut justru didapat dari Partai Politik, Partai Perindo misalnya, kepedulian Perindo terhadap rakyat kecil patut diajungi jempol. Sejak didirikan pada Oktober 2014 lalu, partai besutan Hary Tanoe ini sudah menyebar banyak Ambulance keseluruh Indonesia total ada 149 ambulance yang siap melayani masyarakat.

Keberadaan mobil ambulance selama ini sangat efektif membantu masyarakat memperoleh fasilitas pelayanan kesehatan gratis, terutama bagi mereka yang tinggal di pelosok. Mungkin dengan adanya ambulance Partai perindo mereka yang membutuhkan dapat terbantu.

Banyak orang jutru salah tafsir dan menganggap bantuan ini merupakan bentuk kampanye mengingat Perindo merupakan partai baru. Namun biar itu kata orang, yang pasti ambulance Perindo berguna untuk kepentingan warga miskin.

Memang banyak sih parpol lain yang juga memberikan bantuan ambulance gartis bagi warga miskin, mungkin ini merupakan salah bentuk perhatian parpol terhadap warga miskin yang tidak didapat oleh pemerintah.

Tidaklah salah bila kita menggunakan fasilitas tersebut tanpa takut nanti dibilang “awas kampanye atau entah apalah itu namanya”. Bagi saya selagi ada pihak yang membantu gratis pula apa salah kita menerima bantuan tersebut, dari pada kita berharap kepada pemerintah.

Salam....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun