Ketika momen puncak Peringatan Hari Guru Nasional tahun 2024, beberapa pedagang asongan memanfaatkannya dengan berupaya menjemput rezeki. Tanpa ragu dan malu sebelum bus berhenti para pedagang sudah menyiapkan diri untuk menyambut para calon konsumen. Semua barang dagangan dipajang, dengan alas sederhana, dan ala kadarnya mereka tetap gigih berusaha.Â
Selain yang duduk menunggu dagangannya, ada juga yang bergerak, terus berkeliling, dengan penuh percaya diri, menawarkan barang dagangannya kepada rombongan ibu bapak guru, penilik, kepala sekolah, dan pengawas dari perwakilan beberapa daerah yang baru saja sampai di lokasi acara HGN di Velodrome Rawamangun Jakarta.Â
Penulis sempat membeli salah satu barang yang dijual. Niatnya ingin membantu, meskipun sedikit, siapa tahu bisa memancing banyak pembeli yang lain, mungkin bisa menghibur dan menambah harapan para Pekerja sektor informal tersebut.Â
Adapun barang dagangan yang dijual seperti pin ASN, pin PGRI, pulpen, tas kecil, nama dada siap jadi, kaca mata hitam, gesper, topi, dan lainnya yang dianggap relevan dengan situasi yang berlangsung di lokasi tersebut. Tentu strategi jitu, supaya laris manis, seperti pada acara Peringatan HGN 2024, maka barang dagangan yang terkait dengan kebutuhan para guru, berupa aneka aksesoris guru.Â
Semangat mencari nafkah terus membara meskipun para pengunjung HGN sudah hampir masuk lokasi acara di gedung utama Velodrome, beberapa pedagang asongan masih menawarkan barang dagangannya.Â
Semangat mereka terjaga terus, mulai pagi hari menjelang turun bus, para peserta acara Puncak HGN sudah disambut, demikian pula sebelum pulang menaiki bus masih terus ditawarkan dagangannya oleh para pedagang asongan tersebut. Hingga selesai acara, hari sudah mulai gelap. Selesai shalat magrib mereka masih gigih menawarkan barang dagangan, sebelum para peserta HGN menaiki bus rombongan.Â
Seorang teman rombongan akhirnya membeli sebuah gesper atau sabuk, ikat pinggang. Lumayan, dagangan tetap ada yang masih laku pada menit terakhir ketika detik-detik para undangan HGN akan meninggalkan lokasi. Mungkin esok hari mereka berjualan di tempat lain yang ada acara serupa, atau tetap di tempat yang sama, hanya barang dagangan yang berbeda. Entah.Â
Pelajaran yang cukup berharga, semangat para pedagang asongan yang terus menyala dalam menjemput rezeki yang halal. Meskipun dengan kondisi yang tidak mudah, mereka tetap jalani dengan sabar, tabah, dan tawakal, dari awal hari hingga menjelang malam. Semoga meskipun begitu, tetap ibadah dengan istiqomah supaya mudah mendapat rezeki yang berkah, jangan sampai karena uang lupa ibadah, "Kuli", akronim dari tulisan di dinding, ketika penulis masih sekolah dasar (SD-SMP) yang entah ditulis oleh siapa, entah di mana. Coretan dinding itu cukup berkesan, masih teringat meskipun sudah berlalu puluhan tahun.Â
Guru tentunya sangat berbeda dengan pedagang tersebut, sebagai guru yang dijual adalah skill mengajar, mendidik, mendampingi, memfasilitasi peserta didik agar potensinya berkembang dengan optimal sesuai dengan keadaannya masing-masing. Seorang guru harus memiliki 4 kompetensi, yaitu Pedagogig, Kepribadian, Sosial, dan Profesional. Seorang guru, umumnya bekerja pagi hari, ada juga yang siang, tidak boleh terlambat, persiapan mengajar, mempelajari materi, metode, alat tes, ditambah penampilan yang selalu rapi, wangi. Sikap harus ramah, menyenangkan, tutur kata dan perilaku lemah lembut, dan lain-lain.Â
Seorang guru bukan sekedar mencari nafkah, tetapi mengemban amanah, mengemban tugas mulia. Seperti para Pedagang di atas, setiap Guru juga harus gigih, semangat menyala terus dalam menjalankan tugasnya. Senantiasa belajar mengembangkan diri dengan sungguh-sungguh agar dapat menyesuaikan dengan kodrat zaman dan kodrat alam di mana ia berada melaksanakan tugasnya. Agar ia tidak menemui kesulitan, misalnya gaptek pada saat pembelajaran, berinterkasi dengan muridnya.
Mengutip dari Gemini AI, bahwa Guru memberikan ilmu, keterampilan, dan wawasan yang tidak bisa dilihat atau diraba secara fisik. Tujuan utama kerja guru membentuk karakter, mengembangkan potensi siswa, dan mewariskan ilmu. Guru harus memiliki keterampilan utama untuk menjelaskan konsep yang kompleks, memotivasi siswa, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Pedagang berfokus pada keuntungan materi dengan menjual produk fisik, sedangkan guru berinvestasi pada masa depan siswa dengan "menjual" pengetahuan dan pengalaman yang tak ternilai harganya. Jadi, guru sebenarnya "menjual" masa depan. Mereka memberikan bekal yang akan sangat bermanfaat bagi siswa dalam menjalani hidup.
Kembali ke lokasi HGN, tidak seberapa lama bus rombongan yang ditunggu sudah datang, semua peserta menaikinya. Kemudian bus jalan perlahan-lahan, pada jam pulang kerja lalu lintas terasa padat, dan menyebabkan kemacetan. Dan akhirnya bus memasuki jalan tol, perjalanan sekira satu setengah jam sampai di tujuan, area depan Kantor Walikota Depok, waktu hampir pkl. 21.00 WIB. Peserta berpisah, kembali ke rumah masing-masing dengan sepeda motor, angkot, ojol.Â
Selamat Hari Guru, 'Guru Hebat, Indonesia Kuat'. Tetap semangat mengabdi, semoga di tahun 2025 nasib para guru benar-benar lebih diperhatikan oleh pemerintah, terutama para Guru atau GTK yang non ASN, hidupnya menjadi lebih sejahtera. Aamiin. Semoga bermanfaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H