Mohon tunggu...
Suseno Pranoto
Suseno Pranoto Mohon Tunggu... Guru - guru yang ingin terus berguru

Senang baca-baca, traveling_picnic, mendaki gunung_camping, ngaji, ngopi-ngopi

Selanjutnya

Tutup

Diary

Umur Seseorang Tidak Ada yang Mengetahui

28 April 2024   21:22 Diperbarui: 29 April 2024   07:57 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usia atau umur tidak ada yang tahu. Ada orang yang tidak nampak sakit, tiba-tiba meninggal dunia. Sekira dua bulan yang lalu, (18/2/24) seorang rekan sejawat, guru olahraga, usianya masih muda, beliau kurang lebih baru dua tahun mengajar. Sebelumnya tidak ada kabar sakit, namun tiba-tiba meninggal dunia. Semua yang mengenalnya terkejut ketika mendapat kabar duka tersebut. Seketika, grup whatsapp langsung penuh dengan pesan atau ungkapan dukacita dan do'a untuk almarhum bapak Hendy Sulistyo. 

Sepekan yang lalu, Minggu pagi (21/4/2024), seorang guru menyampaikan berita duka di grup WA guru-guru. Berita ini juga membuat semua guru terkejut, dan hampir semua menyampaikan pesan belasungkawa atas meninggalnya Tsabit bin Dody Lardi, seorang murid kelas IX-3 Terbuka. Kabarnya almarhum kecelakaan pada sabtu malam sekira pkl. 22.00 WIB. Peristiwanya tidak seberapa jauh dari rumahnya di sekitar Cilodong, Kota Depok. Padahal hari Jum'at sebelumnya, penulis sempat bertemu, dan bersalaman di sekolah dalam acara halal bihalal. Sehari kemudian meninggalkan alam dunia ini.

Peristiwa tersebut merupakan sedikit contoh, umur, dan datangnya kematian tidak ada yang mengetahui sebelumnya. Orang pintar maupun orang biasa, orang kaya atau miskin, laki-laki atau perempuan tidak ada yang mampu memastikan kapan datangnya kematian. Andai saja setiap orang mengetahui kapan kematian akan datang, boleh jadi akan dimanfaatkan setiap detik usianya untuk kebaikan sebelum datang ajal. 

Kematian bisa datang kapan saja. Oleh karena itu maka para tokoh agama sering berpesan "Jangan suka menunda-nunda kebaikan, dan amal ibadah. Lakukan semua kebaikan sebelum datang kematian". Biasanya di bulan Romadhon, sering kiai, ustad berceramah dengan mengatakan, "...Belum tentu tahun depan kita akan bertemu dengan bulan Romadhon ini, maka jangan sia-siakan kesempatan beribadah di dalamnya..."

Ada pula satu kalimat motivasi dari ulama terdahulu yang penulis ingat pernah membaca dalam sebuah buku, "Beribadahlah seolah-olah kau akan mati besok, dan bekerjalah seolah-olah kau akan hidup selamanya". Kata-kata mutiara yang sangat bagus, dapat memotivasi agar bersemangat beribadah dan berbuat baik. 

Orang tua, lanjut usia, remaja, anak-anak, dan balita, baik laki-laki maupun perempuan apabila telah tiba masanya maka tidak bisa untuk mengelak, sembunyi atau menghindari kematian. Kematian tidak menunggu sakit, juga tidak menunggu tua atau lansia, bisa terjadi pada selainnya, begitu biasanya disampaikan oleh kiai atau guru, tokoh agama. 

Sesuai dengan ayat Al Qur'an. "Dan Allah sekali-kali tidak akan pernah menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah tiba waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan". (QS. Al Munafiqun: 11). Selain itu, ada pula ayat, "Tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Luqman [31]: 34). Begitu juga dalam ayat berikut ini, "Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh" (QS An Nisa 78).

Sebuah hadis, Rasulullah SAW pernah bersabda: "Kafa bil mauti wa'izhan, "Cukuplah kematian sebagai pemberi nasihat". (HR. Baihaqi). Bahwa kematian adalah pelajaran bagi orang yang masih hidup dan mau berpikir. Sebuah kepastian bagi orang yang hidup, "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan". (QS. Al Ankabut: 57). 

Semua orang akan mengalaminya cepat atau lambat, tidak ada yang abadi. Ketika tiba masanya maka semua akan mati. Apabila seseorang sudah mati ia tidak bisa berbuat apapun, siapa saja begitu. Orang biasa maupun orang penting akan tetap mati, dan tidak bisa berbuat apa-apa. Hidup ini terbatas waktunya, ibarat musafir hanya mampir untuk mencari bekal, begitu disebut dalam sebuah hadis, cukupi bekal sebelum berangkat ke alam berikutnya. Oleh karena itu tidak bijak apabila membiarkan waktu berlalu dengan sia-sia tanpa diisi dengan berbagai macam kebaikan. 

Kemarin teman, murid, kerabat, dan tetangga telah berpulang. Hari ini, esok dan nanti siapa lagi? Tiada yang lebih mengetahuinya kecuali Sang Kholiq Maha Pencipta, pemilik kehidupan. Wallohu a'lam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun