Mohon tunggu...
Suseno Pranoto
Suseno Pranoto Mohon Tunggu... Guru - guru yang ingin terus berguru

Senang baca-baca, traveling_picnic, mendaki gunung_camping, ngaji, ngopi-ngopi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Mudah Berdzikir

31 Desember 2023   10:09 Diperbarui: 31 Desember 2023   10:10 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kata "tasbih" dalam kkbi.coid. Selain mempunyai makna pembacaan puji-pujian kepada Allah dengan mengucap subhanallah 'Mahasuci Allah", juga mempunyai makna untaian butir manik-manik yg dipakai untuk menghitung ucapan tahlil, tasbih, dsb. Jumlah butirnya itu, ada yg 33 dan ada yg 100 butir. 

Jika membuka Google dengan mengetik kata "tasbih" maka akan muncul macam-macam gambar alat untuk menghitung bilangan dzikir. Apa saja yang biasa dibaca ketika dzikir seperti kalimat tasbih; subhanallah, tahmid; alhamdulillah, takbir; Allahuakbar, tahlil; laa ilaha illallah. Selain dari itu bisa juga membaca kalimat istighfar, dan sholawat. 

Setelah shalat wajib biasanya seseorang akan berdzikir mengucapkan ragam kalimat yang tersebut di atas. Sebelum berdoa dan meninggalkan tempat shalat. Ini sesuai dengan anjuran nabi Muhammad Saw. Setiap satu kalimat tasbih, tahmid, dan takbir diucapkan sebanyak 33 kali. Jika sedang sibuk bisa dikurangi menjadi sepuluh kali. 

Alat hitung dzikir, tasbih sedikit banyak dapat membantu seseorang yang ingin memperbanyak dzikir. Penulis merasa lebih mudah berdzikir ketika memegang tasbih. Apabila dibandingkan ketika tidak memegang tasbih. Lebih seringnya, secara otomatis jari akan menggerakkan tasbih untuk berdzikir. Silahkan jika dianggap perlu, gunakan tasbih untuk mempermudah berdzikir. 

Seiring dengan perkembangan zaman alat dzikir tasbih juga makin banyak modelnya. Seperti disebut dalam sejarah pertama kali Abu Hurairah ra menghitung bilangan dzikir dengan batu kerikil. Beliau adalah sahabat nabi Muhammad Saw., yang berdzikir dengan batu kerikil, supaya tidak lupa. Tentunya pada saat itu belum ada tasbih manik-manik atau tasbih digital. Selain dengan alat tersebut bisa juga menghitung dzikir dengan ruas jari jemari tangan. Dengan cara ini boleh jadi lebih mudah dan simpel. Sebagian orang meyakininya lebih utama daripada dengan alat tasbih. 

Senantiasa berdzikir, ada atau tidaknya tasbih sebagai alat hitung. Siapapun boleh setuju atau tidak menghitung bilangan dzikir dengan tasbih. Intinya, perbanyaklah berdzikir. Dan rasakan sensasi dan manfaatnya. Dalam rangka untuk mendapatkan keberkahannya, meraih kebaikan dari amalan berdzikir. Semoga bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun