Mohon tunggu...
PM Susbandono
PM Susbandono Mohon Tunggu... -

Berpikir kritis, berkata jujur, bertindak praktis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Disiplin dan Cara Kita Melihatnya

2 Februari 2017   20:32 Diperbarui: 2 Februari 2017   20:56 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, sikap indispliner terasa lebih nyaman, meski hanya seolah-olah.  Aturan dianggap sebagai pengekang hidup bebas.  Di lain pihak, ada pendapat bahwa disiplin mematikan kreativitas.  Itu yang semakin menjauhkan orang ingkar dari disiplin.  Memulai sikap disiplin adalah pekerjaan yang amat sulit.  Namun bisa dicoba dari kelompok kecil untuk hal-hal kecil.

Sikap disiplin bukan pilihan, tapi mutlak diperlukan untuk mendidik bangsa.  Masyarakat madani banyak diwarnai dengan sikap disiplin.  Kampanye dan promosi tentang indahnya buah dari disiplin perlu dilakukan di semua lini dan fungsi.  Sarana dan prasarana disiapkan di banyak tempat.  Disiplin menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat yang   toto tenterem kerto raharjo.  (aman tenteram dan berbahagia)

Bicara mengenai disiplin, tak bisa lari dari ungkapan “Jer basuki mawa bea" (kemuliaan dan kebahagiaan memerlukan pengorbanan). Tiba-tiba, saya ingat band D’Masiv yang mendendangkan lagu manis berjudul “Esok Kan Bahagia”.  Mereka yakin bahwa kebahagian akan tercapai bila kita terus bermimpi dan berjuang dengan disiplin.

Ku kan terus berjuang, Ku kan terus bermimpi.

Tuk hidup yang lebih baik, tuk hidup yang lebih indah.

Tuk hidup yang lebih baik, tuk hidup yang lebih indah.

(hidup yang lebih indah)

Kesedihan hari ini.
Bisa saja jadi bahagia esok hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun