Mohon tunggu...
PM Susbandono
PM Susbandono Mohon Tunggu... -

Berpikir kritis, berkata jujur, bertindak praktis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Si Lemah

10 Januari 2014   07:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:58 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Strategi full-court press, yang diterapkan Daud ketika mengalahkan Goliath, menjadi resep ampuh bagi mereka yang dianggap lemah, saat mengalahkan si kuat.  Jangan memberi kesempatan lawan berinisiatif lebih dahulu, melainkan langsung tekan dan kuasai lapangan.  Jangan sedetik pun lengah, bila mungkin, lancarkan serangan mematikan pada kesempatan pertama dan susun pertahanan yang kokoh pada sisa permainan.  Itu yang menjadi pegangan bagi regu basket atau sepakbola yang dianggap lemah ketika melawan tim kuat.  Strategi itu pula yang manjur dipakai saat bermain di lapangan politik, bisnis atau ladang kompetisi lainnya.

Si lemah justru menjadi jalan, agar yang kuat menerima berkah.  Si lemah menjadi sarana, agar yang kuat mendapat rezeki.  Si lemah menjadi sebab, bagaimana yang kuat mendapat pertolongan.  Oleh karenanya, hormati kaum lemah, ingatlah senantiasa keberadaannya, berbagilah kepada mereka.  "Tidaklah kalian diberi pertolongan dan rezeki kecuali karena keberadaan orang-orang yang lemah di antara kalian". (HR Bukhari)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun