Mohon tunggu...
susanto wongaboge
susanto wongaboge Mohon Tunggu... Penulis - Pemburu dan Peramu Kata

Warga Banyumas Asli Pekerja Media Suka menulis, membaca dan membuat sketsa email : wongaboge@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sehat Bersama Lewat Gotong-royong BPJS Kesehatan

19 Juni 2016   06:35 Diperbarui: 19 Juni 2016   08:48 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kepesertaan masyarakat mampu dalam BPJS Kesehatan harus diapresiasi pemerintah dengan konsekuensi peningkatan pelayanan kesehatan yang prima bagi masyarakat. Seluruh pemangku kepentingan di bidang kesehatan haruslah terus berupaya mendorong program Indonesia Sehat semakin nyata. BPJS Kesehatan haruslah menjadi bagian fungsi pelayanan yang tak boleh diabaikan. Perbedaan kelas I, II, III sebagai konsekuensi dari pembayaran premi BPJS Kesehatan, memang berkonsekuensi terhadap pelayanan fasilitas kesehatan yang mereka dapat. Namun demikian perbedaan kelas perawatan ini bukan menjadi pembeda pelayanan kemanusiaan dari petugas medis. Karena pada hakikatnya pelayanan kesehatan adalah pelayanan memanusiakan manusia.

Kehadiran pemerintah untuk memberikan jaminan layanan terbaik melalui BPJS Kesehatan ini sangat menentukan tingkat kepercayaan bagi masyarakat terhadap program negara. Pelayanan kesehatan yang terbaik namun terjangkau memang menjadi impian dari masyarakat. Untuk itulah penetapan kebijakan terkait BPJS Kesehatan yang menyangkut kepersertaan hingga layanan kesehatan harus dipertimbangkan matang. Jangan sampai BPJS Kesehatan ini justru menjadi beban bagi masyarakat, karena pada hakikatnya gotong royong itu terlaksana dengan sesuai kemampuan masyarakat. Jangan ada paksaan, namun berdasarkan kesadaran dan sikap empati mereka terhadap sesama. Mendapatkan pelayanan yang terbaik, makanya jika ini telah diberikan maka mereka akan percaya dan akan memberikan apapun dan seberapun kepada penyelenggara layanan.

Dengan banyak dana JKN yang terhimpun tersebut, tentunya sangat rawan diselewengkan oleh pihak tak bertanggungjawab. Dengan potensi inilah mekanisme pengawasan dan komitmen kuat dari dari pihak satuan pengawasan internal dan eksternal oleh DJSN (Dewan Jaminan Sosial Nasional) dan Lembaga pengawas independen harus benar-benar diwujudkan. Masukan, kritik disertai solusi dari seluruh elemen bangsa dan negara untuk kemajuan dan terselenggaranya visi misi BPJS Kesehatan untuk Indonesia Sehat sangat dibutuhkan. Hal ini menjadi bagian dari sumbangan gotong royong untuk membangun bangsa dan negara ini.

Sebagaimana diungkapkan Bung Karno, gotong royong adalah saripati dari Pancasila. Gotong royong menjadi dasar dan landasan negara yang didirikan semua untuk semua, tanpa diskriminasi dan pembeda suku, agama, ras dan antara golongan lainnya. Gotong royong akan tercipta jika para peserta gotong royong masih punya rasa kebersamaan dan cita-cita bersama. Dengan cita-cita bersama itu mereka bisa mencapai cita-cita pribadi masing-masing dalam arti positif.

Di tengah kehidupang serba global tanpa batas sekarang ini, tentulah banyak godaan, pengaruh dari berbagai hal yang tak bisa dibendung. Saat inilah di mana berbagai aspek kapitalisme dan nilai-nilai globalisme tersebar dengan mudah karena ketiadaan sekat. Implikasinya berbagai faham, pengaruh dan gerakan yang menuju arah individualisme, konsumerisme dan pragmatisme akan muncul. Di saat inilah kepedulian terhadap sesama semakin hilang sehingga kepercayaan dan kerekatan nilai kemanusiaan semakin memudar.

Lalu masih adakah dan di manakah lingkungan bangsa dan negara yang tak terambah oleh kapitalisme? Maka budayawan Mohamad Sobary menyinggung dan membuktikan, kalau budaya gotong royong itu masih ada, di sanalah kapitalisme tidak akan bercokol. Kebersamaan, saling percaya dan koperasi/kerjasama akan membuat manusia lebih manusiawi. Mereka tidak akan menjadi makhluk soliter, namun akan merasakan menjadi manusia seutuhnya. Makanya ia terus mendorong gerakan tidak bergerak melawan kapitalisme, tentunya dengan gerak kemanusiaan untuk saling berbagi. Dan ia meyakinkan dan membuktikan di lingkungan bangsa dan negara Indonesia, gotong royong tidak akan mati...

Purwokerto, Juni 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun