Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mengibarkan Bendera Merah Putih karena Hari Hujan

3 Februari 2025   18:10 Diperbarui: 3 Februari 2025   18:18 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senin pagi (3/2/2025), menjelang fajar hujan turun dengan derasnya. Jika tidak mengingat kewajiban dan tugas dinas, yang paling enak adalah menarik selimut dan tetap berada di peraduan.

Tidak, harus dibunuh rasa malas itu. Jangan biarkan rasa malas menyelimuti badanmu. Bangun dan segera berkemas! Hati kecil memberi nasihat. 

Saya pun segera bangun, apalagi Ibu Negara pun menggedor daun pintu, dengan lembut dan ramah  membangunkan.

"Bangun! Siang, siang, siang, berangkat sekolah!" 

Satu saja, ya, tanda serunya. Jika dibuat lima nanti terkesan tidak ramah lagi, he he he.

Bangun tidur kuterus mandi
Tidak lupa menggosok gigi (meskipun giginya sudah hampir habis)

Hujan di luar masih deras. Dari jendela ruang depan, langit masih terlihat gelap. Rinai hujan terus saja mengguyur. Namun, Tuhan Maha Baik. Menjelang pukul 6.30, derai air hujan mereda. Meskipun jika berjalan lima meter saja pakaian luar bakal basah dan menyusup hingga ke pakaian paling dalam.

Meskipun belum reda betul, intensitas air yang jatuh mulai berkurang menumbuhkan semangat untuk segera berangkat ke tempat kerja. 

Tepat pukul tujuh, hujan menderas kembali. Angin pun beritup mengirimkan hawa dingin menusuk. Anak bungsu bersiap berangkat ke sekolah. Dia tidak mau memakai jas hujan. Namun, celana setelan jas hujan mau ia kenakan. Tas hitamnya telah dibalut dengan pembungkus tas ayahnya. Untuk menahan rintik air ia memakai jaket tebal yang ia beli di pasar virtual. 

"Berangkat, Bu!" Lalu, brum ... suara motor sport dengan dudukan landai besutan AHM miliknya pun melaju meninggalkan halaman rumah.

Tingal kami berdua.

"Pakai saja jas hujan di motorku, Bu!" Aku menawarkan jas hujan yang biasa kupakai kepada Ibu Negara. Sebab, setelan jas hujannya sudah ia berikan kepada bungsunya dan hanya diambil bagian celananya saja.

Ia pun menerima jas hujan yang memang cocok dipakai untuk kendaraan bermotor jenis bebek. 

Terus, aku sendiri pakai apa?

Jas hujan habis. Sungguh terpaksa aku menunggu hujan di kampungku reda sambil melihat cuaca di kampung seberang. 

"Berangkat, Bos!" teriak batinku.

Sampai di rumah sekolah (istilah yang biasa dipakai di sini) sudah terlambat. Aduh, maafkan saya, ya. Namun, anak-anak semangat mengibarkan Sang merah Putih untuk mendapatkan penghormatan dari seluruh warga sekolah. 

"Tidak upacara lengkap, Pak Eko, karena hari hujan gerimis," lapor Pak Budi guru kelas enam.

Sambil bersalaman aku mengucapkan terima kasih. Sungguh, semangat nasionalisme yang patut diapresiasi. 

Musi Rawas, 3 Februari 2025
Salam Blogger Guru,

PakDSus

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun