Rasanya, aktivitas penebangan hutan di daerah hulu atau penggalian tanah di sekitar tepi sungai akan mempercepat terjadinya abrasi. Tanaman yang biasanya menahan tanah di tepi sungai menjadi berkurang, membuat tanah lebih mudah terkikis.
Jalan di Kecamatan Rawas Ilir terutama di sekitar desa Mandiangin dibangun tidak jauh dari tebing sungai. Pada saat itu, boleh jadi jarak dari tebing masih cukup jauh beberapa puluh meter. Akan tetapi, posisi tanah yang berada di pengkolan aliran air membuatnya mudah tergerus dan lambat laun akan 'termakan'. Bu
Dampak dari abrasi ini bisa sangat merugikan. Selain merusak infrastruktur jalan, abrasi yang tidak tertangani dengan baik dapat mengakibatkan terputusnya akses transportasi, menghambat kegiatan ekonomi, dan mengisolasi masyarakat di daerah terdampak.
Perlu Upaya Mengatasi dan Mencegah Abrasi Sungai
Mobilitas kendaraan darat, saat ini semakin padat pada jalur yang saya lewati. Perusahaan perkebunan kelapa sawit, penambangan batu bara, dan meningkatnya geliat ekonomi masyarakat menyebabkan arus lalu lintas darat semakin padat. Apalagi moda transportasi air pun berangsur ditinggalkan, kecuali perahu kecil untuk mobilitas di dusun/desa.
Oleh karena itu, pemeliharaan jalan di tepi aliran sungai perlu dilakukan. Tidak mudah dan tidak murah, akan tetapi beberapa langkah berikut perlu dilakukan untuk mengurangi dampak buruk dan kerugian yang lebih besar.
Pertama, pembangunan tanggul atau dinding penahan. Struktur ini berfungsi untuk menahan arus sungai agar tidak langsung mengikis tanah di tepi sungai.
Kedua, penanaman vegetasi. Penanaman pohon dan tanaman lainnya di sepanjang tepi sungai bisa menjadi solusi jangka panjang yang efektif. Akar tanaman membantu menahan tanah agar tidak mudah tergerus oleh aliran air.Â
Ketiga, pemantauan dan perawatan rutin. Pemerintah daerah dan masyarakat setempat perlu melakukan pemantauan rutin terhadap kondisi tepi sungai, terutama pada musim hujan. Deteksi dini terhadap tanda-tanda abrasi memungkinkan tindakan pencegahan yang lebih cepat dan efektif.
Kelima, edukasi dan sosialisasi. Masyarakat terus-menerus diberi pemahaman tentang bahaya abrasi dan langkah-langkah yang bisa diambil. Selain melalui lembaga-lembaga pendidikan yang ada, edukasi dan sosialisasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan saluran media sosial yang makin mudah diakses oleh masyarakat.
Pengalaman melewati jalan yang tergerus abrasi di Rawas Ilir ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan kesiapan menghadapi kondisi yang tidak terduga.