Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Terkejut, Abrasi di Rawas Ilir Membuatku Deg-Degan dan Berhati-Hati

27 Januari 2025   10:27 Diperbarui: 27 Januari 2025   14:49 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terbis alias Longsor akibat abrasi (Sumber: Dok. Pri Susanto)

Minggu pagi (26/01/2025) bersama istri saya melakukan perjalanan ke Bingin Teluk, sebutan akrab untuk desa Beringin Makmur 2 Kecamatan Rawas Ilir. Seminggu sebelumnya kami mendapat Kartu Undangan dari sahabat lama yang diantarnya sendiri ke rumah.

Dalam perjalanan kami menemui sebuah pemandangan yang mengejutkan sekaligus menciutkan hati. Jalan di depan kami terkikis air sungai Rawas hingga tersisa separuh, tergerus oleh aliran sungai yang terlihat tenang.

Arus sungai yang pernah menjadi sumber air utama ketika saya tinggal di desa tepi sungai yang bermuara di Sungai Musi itu memang terlihat tenang. Namun, jangan terkecoh.

Arus di bagian bawah ternyata sangat deras. Air tenang menghanyutkan adalah nyata. Buktinya, arusnya mampu mengikis badan jalan dengan signifikan.

Sampai di pangkal jalan, k=mobil saya hentikan. Setelah menunggu kendaraan dari arah depan habis, kendaraan yang hanya berisi satu penumpang saya bawa melintas dengan hati-hati.

Melihat kondisi itu, kami membayangkan betapa para pengendara, baik yang sudah sering melewati jalan ini maupun yang baru pertama kali, wajib meningkatkan kewaspadaan.

Tiga tahun lalu, sebenarnya kami melewati jalan yang sama. Ketika itu kami mendapat undangan dari murid SD tempat saya bertugas pertama kali sebagai pegawai negeri sipil.

Ananda Suskito, M.Pd, berhasil mendatangkan Gubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru meresmikan program Santri menjadi Sarjana di lembaga pendidikan yang ia dirikan dan kembangkan di desa kelahirannya.

Jadi, tidak heran apabila kami terkejut melihat begitu hebat abrasi yang telah terjadi selama tiga tahun. Berkendara di wilayah dengan kondisi jalan yang rusak dan tergerus abrasi seperti itu memerlukan konsentrasi yang tinggi. 

Masyarakat sepanjang aliran sungai menyebutnya, terbis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun