Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Rahmasiwi di hari Akikah Dikara

12 Januari 2025   12:32 Diperbarui: 12 Januari 2025   12:32 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, Minggu (12/1/2025) adalah hari yang istimewa. Dikara Nova Putra bin Bagus Aji Santoso, bayi mungil yang lahir pada 29 November 2024 diakikahkan. Suara doa mengisi udara, merayakan kedatangan anak lelaki yang menjadi pelengkap sempurna keluarga sulungku.

Namun, doa dan senyum bahagia hanya dapat kami nikmati melalui layar gawai saja. Tidak mungkin menghadiri acara keluarga sulung yang baru saja kami tengok pada liburan sekolah yang baru lalu. Meskipun begitu, doa kami langitkan semoga cucunda menjadi anak lelaki yang saleh, kuat, sehat, dan kelak kaya raya, berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

Di balik kesuksesan acara si sulung ada cerita menarik yang melibatkan seseorang yang tak banyak disebut, tetapi perannya lumayan besar di balik acara itu. Dia adalah Rahmasiwi, bibi tertua dari Dikara. Perempuan yang dipanggil "Siwi" ini datang dari jauh, tempatnya kos menyeruak lalu lintas kota Bandung mewakili keluarganya yang tak bisa hadir langsung.

Sang Perias

Siwi adalah sosok yang sederhana, namun lumayan penuh bakat. Pustakawan SD Labschool UPI Cibiru itu selain ahli dalam literasi, ia juga memiliki minat yang tinggi dalam merias wajah. Kemampuannya menyulap wajah perempuan yang biasa-biasa saja menjadi menyala luar biasa  sudah tak diragukan lagi.

Meskipun belum pernah meraih juara pertama dalam kompetisi rias yang diikutinya, Siwi bisa diandalkan oleh orang-orang di sekitarnya. Tangannya yang terampil acap kali menjadi penyelamat adik-adik tingkatnya saat wisuda tiba. Mereka, para mahasiswi meminta jasanya agar bisa tampil sempurna di hari bahagia mereka.

Di hari Minggu itu, tangan magis Siwi kembali unjuk kebolehan. Kakak iparnya, yang akrab dipanggil "Teteh"  memutuskan tak perlu memanggil perias profesional. Sang kakak sulung memintanya merias Mama Dikara pada hari bahagia keluarganya. Dengan alat rias yang Siwi bawa, ia menyulap wajah si Teteh menjadi berkilau.

"Tidak perlu mahal-mahal, cukup Siwi saja," ujar sang kak diiyakan si Teteh dengan senyum hangat, memandang sang adik yang sibuk memilih warna.

Siwi, gadis menjelang usia dua puluh lima, mungkin tidak tersorot kamera. Siwi bukanlah bintang utama dalam acara keluarga sulung kami itu. Akan tetapi, keberadaannya menjadi pelengkap yang membahagiakan.

Hari Minggu (12/1/2025) bukan hanya berkisah tentang akikah, melainkan bertutur gadis dewasa yang berbakat merias dengan jujur. Di balik senyum bahagia sang kakak ada sentuhan cinta dari seseorang yang ingin melihat orang-orang terkasihnya bersinar.

Meskipun tidak banyak yang tahu, tetapi kami dari jauh tahu bahwa hanya Dikara yang sedang dirayakan, tetapi juga Siwi, sang perias keluarga yang menjadi kebanggaan.

Musi Rawas, 12 Januari 2025
PakDSus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun