"Dari Bandung, Om," jawabku. Begitulah aku memanggilnya. Bukan karena dia lebih muda, melainkan ia menganggapku saudara tua lantaran adikku, menikah dengan orang Batak satu marga dengannya.
"Antar aku ke simpang, manggil mobil taksi kuning, Boss!" pintaku kepadanya.
Tanpa menjawab motor berputar dan sekejap sampai di tempat yang aku maksud.
Mamang sopir yang sedang menunggu penumpang kegirangan. Sama girangnya dengan aku yang menemukan mobil untuk kami sewa.
Begitulah, berkat pertolongan Allah melalui temanku, kami pulang dengan mobil yang mestinya sudah istirahat di garasi. Namun, demi sesuap nasi mobil butut ini masih diajak 'naksi'.
D.Tegalrejo, 13 Oktober 2024.
PakDSus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H