Tiba saatnya Rahmanisa Nur Hidayati, perempuan kedua di rumah kami dipanggil. Gadis berusia 22 tahun itu melangkah dengan mantap menuju panggung. Meskipun menyaksikan melalui layar monitor, hal itu cukup membuat degup jantung kami semakin kencang. Â
Mata kami terpaku dan berkaca-kaca pada selempang kuning yang melingkar di pundaknya. Tulisan "Cumlaude" yang tercetak jelas tidak pernah diberitahukan kepada keluarga. Rasa haru dan bangga bercampur menjadi satu.
Pabila tidak kuusap, bulir-bulir kecil di sudut mata pasti menetes dan meluncur ke pipi akibat haru dan bahagia.
Rahmanisa, putri kecil kami, kini telah berhasil meraih prestasi yang membanggakan.
Selempang kuning yang mengalungi lehernya adalah simbol kerja keras, ketekunan, dan dedikasinya selama menempuh pendidikan di Universitas Negeri Semarang. Â
Berbagai tantangan dan rintangan telah ia lalui dengan semangat yang tinggi. Oleh karena itu, kami bersyukur atas pencapaiannya. Doa ayah, ibu, kakak,dan adik selalu menyertaimu. Semoga ilmu yang kamu peroleh berkah dan menjadi bekal untuk mengarungi kehidupan.
Selesai prosesi wisuda, kami menuju halaman gedung auditorium untuk mengabadikan momen bersejarah ini.
Masih segar dalam ingatan, ketika Anis kecil tamat TK kami tidak bisa mendampingi karena di sekolah kami pun harus membagikan buku rapor. Oleh karena itu, pada wisuda sarjana kali ini kami bertekad mendampinginya.
Momen wisuda kali ini istimewa karena Anis selain didampingi orang tua, kakak, dan adiknya, ia juga didampingi keponakannya yang pertama. Cahayu Eka Putri binti Bagua Aji Santoso menambah kebahagiaan kami mendampingi Anisa. Semoga kelak, Ananda menjadi seorang pendidik fisika yang  inspiratif,  berdedikasi, dan  bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Semarang, 8 Oktober 2024
Salam Blogger Sehat
PakDSus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H