"Klunya adalah berputar-putar. Dua kali tiga sama dengan enam, tiga kali tiga sama dengan sembilan. Berapakah empat kali empat?"
Tidak ada satu pun yang bisa menjawab. Akhirnya sang master menjelaskan bahwa klu berputar-putar adalah jam. Pada jam duabelasan, bilangan sesudah 12 (atau NOL) adalah 1 sampai dengan 11. Jadi, jika ditanya 4 x 4 pada bilangan jam 12-an hasilnya adalah 4. Sebab, 4 x 4 = 16, sedangkan 16:12 sisanya 4.
Karena tidak ada yang menjawab, Bung Untik memberikan tebakan berikutnya berkaitan dengan literasi. Beliau memancing kami dengan kata-kata. Lagi-lagi, kata-kata pancingan beliau aku lupa, namun tebakannya masih kuingat. Anggap saja begini.
"Kata cantik, huruf pertamanya adalah c, kata senam huruf pertamanya adalah s. Abjad huruf ketiganya adalah ...?"
Kontan banyak teman yang menjawab "c". Karena abjad dalam bahasa Indonesia dimulai dari "a" hingga "z". Jawabanku tidak sama dengan teman-teman karena kupikir, yang ditanya adalah huruf ketiga dari ABJAD. Oleh karena itu, dengan lantang aku jawab "j".
Teman-teman bersorak karena jawabanku sesuai dengan yang dikehendaki Bung Untik. Aku pun mendapat hadiah kejutan.
Karena menjadi pemenang kedua, aku diberi kesempatan memberikan tebakan untuk memperebutkan hadiah ketiga.
Aku yang tidak memiliki koleksi tebakan. Tiba-tiba saja teringat satu tebakan yang pernah diberikan oleh dalang terkenal dari Tegal, Ki Enthus Susmono almarhum.
"Semua binatang oleh Tuhan diberi kaki. Mengapa ular tidak diberi kaki?"
Giliran sang master aplikasi dengan cepat menjawab, "Karena kalau diberi kaki, nggigit!"
Ha ha ha ... ternyata sama-sama penggemar dalang Enthus nih Bung Untik. Bung Untik pun mendapat hadiah kejutan dari sang instruktur senam, Mbak Kusti Mutfiah, yang saat ini sedang mendaftarkan tarian ciptaannya, Tari Guci, ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.