Dari membaca saya akhirnya tahu juga bahwa oli gardan perlu diganti secara teratur sesuai dengan rekomendasi pabrik, karena oli gardan yang sudah kotor atau kental dapat mengurangi efektivitas pelumasannya. Akhirnya, dapat merusak komponen-komponen gardan atau transmisi belakang pada motor matic. Kalau kata Mas Hardi, dua kali ganti oli mesin, baru ganti oli gardan. Jika dua bulan sekali saya ganti oli mesin maka oli gardan saya ganti setiap empat bulan sekali seiiring dengan pergantian oli mesin.
Sementara Mas Hardi bekerja, saya menunggu dengan sabar. Gawai menjadi teman setia meskipun baterai tinggal 30 persen. WA, Twitter, dan website, dan blog teman-teman saya buka dan baca. Lumayan, pembunuh jenuh. Selain itu, mumpung masih ada daya, mengapa tidak dimanfaatkan untuk membaca?
Beberapa menit berlalu. Tiba-tiba Mas Hardi mendekat.
"Pak, busi minta ganti," katanya sambil menunjukkan busi yang kelihatannya sudah aus.
"Lanjut, Mas. Aman. Ganti saja," jawab saya.Â
Saya pun mengingat-ingat uang di kantong. Ah, kalau hanya tambah ganti busi paling nambah lima belas ribuan. Total nggak mungkin sampai dua ratus ribu, begitu saya membatin. Maklum, uang di kantong tidak lebih dari dua ratus ribu.
"Ada lagi yang minta ganti, Mas?" tanya saya.
"Nggak, Pak. Cuma busi saja."
"Alhamdulillah, kalu cuman Bu Si. Jangan bae Bu e minta diganti. Aku belum siaaaap," jawabku bergurau.
Kami pun tertawa lepas. Tidak berapa lama, motor pun beres. Hari mendung, namun belum hujan. Segera kupacu si Hitam Pop kembali ke rumah
"Bu, motormu sudah beres!"Â