Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cepek Dulu

26 September 2022   22:47 Diperbarui: 26 September 2022   22:49 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cepek dulu, kata Pak Ogah

Lelaki pengangguran paruh baya 

Bekerja sekadar apa yang diterima

Uang "seratus rupiah" menjadi ukuran

Setiap pekerjaan

Lain lagi Raden Soerjadi

Lelaki berharta, pengagung keturunan

Darah priyayi, yang

selalu ingin dihormati

Siapa menghadap tanpa menghormat

Alamat bakal kena damprat

Priyayi zaman maju

Terjebak romantisme masa lalu

"Ingin kau dihormati, hormati aku terlebih dahulu."

Lalu kuingat anak muda

Berbaju merah 

berselempang sarung, berkopiah

Lelaki muda cerdas, pintar di sekolah, rajin di rumah

Pemuda desa yang sempurna

Berakhlak baik, berbudi mulia

Sayang sang sutradara

Ia tidak beranjak dewasa

Tetap menjadi anak desa bersahaja

Berpuluh-puluh tahun lamanya

Meskipun masa terus berubah

Zaman terus berganti

Sang pemirsa menimang cucu

Si Unyil tetap saja kecil

Malam ini, langit hitam bertabur bintang

Wajah boneka mereka membayang

Ingatan berkelana ke masa lalu

Karya gemilang yang kini usang

Namun, Pak Ogah tak pernah hilang

Cepek dulu makin berbilang

Quite Quitting kata orang pintar

Bekerja seperlunya sesuai kadar

Cerita Pak Raden yang gila hormat 

Tak pernah tamat hingga kiamat

Antikritik, antikoreksi,

Merasa benar, menang sendiri

Si Unyil sang protagonis

Pun membuatku menangis

Mengapa tak ada cerita dia dewasa, atau

sekadar bersekolah hingga SMA

Pak Ogah, Pak Raden, dan si Unyil

Hanya tontonan kami di waktu kecil

Namun fenomena tentangnya 

Terbaca hingga aku,

Tua.

Bumi Siliwangi, 26 September 2022

PakDSus

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun