Pada jam pelajaran matematika, kelas kami kedatangan tamu. Dua orang ibu-ibu muda dari Puskesmas O. Mangunharjo, Purwodadi, Musi Rawas. Beliau adalah petugas kesehatan yang akan membagikan obat cacing.
"Assalaamu'alaikum!" Kedua ibu itu memberi salam.
"Wa'alaikum salaam warahamatullahi wa barakatuh," dengan sopan saya menjawab salam mereka.
Mereka adalah bidan dan perawat dari Puskesmas yang memantau kesehatan anak-anak di sekolah kami dan juga anak-anak di sekolah tetangga di wilayah kecamatan Purwodadi.
"Boleh tahu, Ibu. Ada kegiatan apa?" saya pun memberanikan diri bertanya. Sebagai tuan kelas, boleh dong bertanya maksud kedatangan tamu saya.
"Ini, Pak. Kami akan memberikan obat cacing."
Saya pun menyilakan keduanya untuk berbicara langsung dengan anak-anak.
Dari keterangan yang mereka berikan, pemerintah memprogramkan pemberian obat cacing.
"Kalau bisa hari ini juga obat ini diminum," jelas ibu bidan lagi.
Bidan dan perawat dari puskesmas itu pun membagikan obat. Satu anak menerima satu butir.
"Pak, saya tidak membawa air minum!"
"Pak, saya belum makan!"
Bersahut-sahutan anak-anak berkilah.
Air masak dalam galon di kantor pun menjadi penyelesai masalah. Selain itu mereka bekerja sama dan saling memberi bekal air minum yang dibawa. Demi kesehatan, mereka saya suruh untuk meminjam gelas ke kantor guru.
Cegah Stunting
"Bu, mengapa tidak dibagikan saja dan dibawa pulang?" tanya saya kepada kedua petugas kesehatan.
"Begini, Pak. Takutnya mereka lupa dan dengan berbagai alasan obat itu tidak diminum," jawab bu bidan.
"Jadi, harus diminum sekarang?" tanya saya lagi.
"Iya, Pak. Ini program pemerintah untuk mencegah stunting," jelas ibu perawat menambahkan.
Saya bisa menerima penjelasan mereka. Setelah keduanya mengisi buku tamu kelas, mereka pun undur diri.
Mengapa anak-anak diberi obat cacing? Anak-anak rawan terkena kecacingan. Sebabnya banyak. Anak desa sering berjalan tanpa alas kaki. Kaki yang menyentuh tanah yang mengandung cacing bisa menyebabkan anak terinfeksi. Mereka masih suka bermain. Sering tanpa sadar mereka tidak mencuci tangan sesudah bermain lalu membeli makanan dan memakannya. Jika makanan yang dikonsumsi megandung cacing, mereka bisa terinfeksi. Masih banyak lagi penyebab kecacingan pada anak-anak.
Sebagai parasit yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia (menginfeksi), cacing dapat menyebabkan gejala penyakit. Cacing yang masuk ke dalam tubuh terutama melalui mulut dapat menyebabkan diare, sakit perut, sembelit, lemah, dan sebagainya.Â
Klikdokter.com mengatakan bahwa kecacingan dapat menyebabkan timbulnya gejala tumbuh kembang yang terhambat dan malnutrisi. Dilansir oleh mitrakeluarga.com, malnutrisi adalah keadaan di mana terjadi kekurangan atau kelebihan asupan energi, protein, zat gizi lain karena perubahan dari kebiasan makan atau pola makan yang tidak tepat. Secara umum, kondisi ini terbagi dalam 2 bentuk, yaitu terlalu sedikit nutrisi (kurang gizi) atau terlalu banyak nutrisi (overnutrition).Â
Adanya cacing dalam tubuh anak akan mengganggu penyerapan zat-zat gizi yang semestinya membantunya tumbuh dan berkembang. Dengan demikian, jika terdapat cacing, pertumbuhan tersebut tentu saja terganggu. Gangguan pertumbuhan, tinggi anak tidak sesuai dengan usia, katakanlah pendek, inilah yang dinamakan stunting.
"Kita ingin anak-anak Indonesia tumbuh dan berkembang dengan semestinya. Pemerintah tidak ingin anak-anak Indonesia mengalami stunting. Oleh karena itu, pemberian obat cacing merupakan salah upaya mencegah stunting."
Saya pun mengangguk-angguk mendengar penjelasan kedua ibu muda yang wajahnya ditutup masker. Terima kasih, Bu Bidan dan Bu Perawat. Semoga obat cacing yang diberikan efektif dan anak-anak kami terhindar dari kecacingan. Anak Indonesia sehat, terhindar dari stunting.
Salam sehat semua,
PakDSus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H