Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Chromebook Datang, Jalan Belajar Semakin Lebar

20 September 2022   23:18 Diperbarui: 20 September 2022   23:25 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyalakan Chromebook (Dok. Pribadi)

Hari Senin, 19 September, kami mendapat paket peralatan TIK. Peralatan Teknologi Informasi yang kami terima adalah 15 unit Cromebook, 1 unit infokus, eh ... proyektor merek Infocus, dan satu unit WiFi Router. 

Sebelumnya, pada hari Sabtu, para kepala sekolah berkumpul di sekolah tetangga untuk menandatangani berita acara penerimaan barang. Barang yang sudah diterima, dibawa ke sekolah pada hari Senin untuk dibuka dan dinyalakan di hadapan para guru. Barang-barang yang amat berharga untuk kelancaran pembelajaran itu dengan suka cita kami terima.

Satu buah Chromebook ditanam satu akun belajar guru atau tenaga kependidikan. Ada sebelas orang GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan) yang memiliki akun belajar.id. Jadi, tersisa 4 buah Chromebook yang masih "kosong". Kelima belas Chromebook ditambah dengan lima unit laptop yang sebelumnya diterima akan menjadi piranti para siswa belajar, simulasi ANBK, dan melaksanakan asesmen nasional yang sebenarnya.

Ukuran Chromebook ternyata lebih kecil dibanding laptop yang kami miliki secara pribadi. Lebih kecil daripada laptop sekolah yang kami terima sebelumnya. Namun, Chromebok berukuran sama dengan notebook yang biasa kami lihat. Tampilan dan bentuk CB (selanjutnya Chromebook saya singkat menjadi CB) tidak ubahnya seperti notebook lainnya. Namun, ternyata "isi dalamnya" berbeda. Perbedaanya cukup banyak dibandingkan dengan laptop pada umumnya. Pembaca dapat berselancar untuk mengetahui spesifikasi CB dan apa saja isinya.

Proyektor yang diterima (Dok. Pribadi)
Proyektor yang diterima (Dok. Pribadi)

Jalan Belajar Semakin Lebar

Jika boleh saya katakan, Chromebook tidak ubahnya hape dalam tampilan notebook. Hape yang saya miliki menggunakan Android OS (Operating System). Laptop yang saya miliki dijalankan dengan sistem operasi Window 10. Sementara CB dijalankan dengan sistem operasi Chrome OS, buatan Google.

"Wah, ini nyambung dengan pelatihan kemarin tentang pemanfaatan akun belajar.id, Pak," ungkap saya kepada kepala sekolah.

"Benar sekali," jawab kepala sekolah.

"Sistem operasi yang digunakan buatan Google. Sementara, akun belajar sesungguhnya akun Google yang dipinjamkan Google kepada Kementerian Pendidikan untuk dimanfaatkan oleh guru dan tenaga kependidikan lainnya," kata saya selanjutnya.

"Mari kita lihat isi dalamnya, Pak!" ajak saya seakan paling ahli dalam IT.

Bapak kepala sekolah dan para guru yang rata-rata sudah sepuh pun mendekat.

"Chromebook beda dengan laptop yang kita miliki. Chromebook, saya singkat jadi CB aja ya, membutuhkan internet untuk menjalankannya. Pantas kita diberi router Wifi agar kita tidak perlu tetring dengan hape masing-masing," saya nyerocos saja menerangkan.

"Iya, Pak," imbuh operator sekolah. 

"Untuk pertama ini pakai hotspot saya. Nanti kalau kita sudah membeli kartu SIM untuk modemnya baru kita pakai itu," jawab kepala sekolah bijaksana.

Akhirnya, koneksi antara Chromebook dengan hape kepala sekolah pun tersambung. Operator sekolah sibuk membuka satu demi satu dan memasang akun belajar setiap guru.

"Jadi, harus tetap terkoneksi internet, Pak?" tanya kepala sekolah kepada saya.

"Iya, Pak. Namun demikian, Google perlahan memperbaiki kelemahan itu. Kelemahan bahwa Chromebook harus selalu terhubung internet. Sekarang, konon beberapa aplikasi mulai bisa digunakan lewat Chromebook, termasuk jika sedang dalam keadaan tidak terkoneksi internet. YouTube, Netflix, dan Spotify kabarnya bisa dijalankan dalam mode offline," jelas saya. Saya hanya menirukan apa yang saya baca di internet. Jujur, baru kali ini memegang CB dan belum mencoba membukanya sama sekali.

"Nah, untuk Pak Sus silakan masukkan sendiri akun belajarnya!" Operator sekolah meminta saya memasukkan sendiri akun belajar. Saya dianggap bisa. Teman-teman lain, terutama yang sepuh hampir pensiun, meminta operator menanamkan akunnya ke dalam Chromebook.

Seperti saya katakan, setelah akun saya terpasang di Chromebook, hampir mirip tampilannya dengan tampilan laptop ketika membuka jendela dengan akun belajar yang saya punya, susanto963@guru.sd.belajar.id. Silakan jika ingin mengirim email ke alamat itu. 

"Nah, Bapak dan Ibu. Bagaimana jika kita belajar memanfaatkan akun belajar untuk mengekplorasi Google Workspace pada setiap hari Kamis sesudah anak-anak pulang sekolah? Bu Ana Maria yang sudah mengikuti pelatihan di kecamatan akan mengajari Bapak dan Ibu semua," kata saya.

"Pak Sus ke mana?" tanya teman-teman.

"Saya menemani Bu Ana dan membantu Bapak Ibu jika ada kesulitan. Tentu sebatas yang saya tahu dan yang memiliki kemungkinan terbesar kita gunakan di kelas atau di sekolah kita. Ha ha ha ...," jawab saya sambil berkelakar.

Begitulah, jalan belajar dengan adanya Chromebook semakin terbuka lebar. Yang penting ada ketertarikan dan kemauan. Sedangkan kemampuan kita kuasai sedikit demi sedikit. Bagaimana, masuk, Pak Eko? Jelas 'kan Masze? Tarik, Sis! Semongko ... eh semangat!

Musi Rawas, 21 September 2022
Salam dan bahagia
PakDSus 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun