|Takutlah jika mimpimu tak membuatmu terinspirasi, tak membuatmu terbangun tiap malam, tak membuatmu mengerahkan semua kemampuanmu, tak membuatmu berjuang seperti orang gila. Karena itu artinya kau akan jadi orang biasa-biasa saja|
Terlelap dalam tidur membuat pagi ini bangun dalam keadaan segar, penuh gairah, dan menyenangkan untuk memulai hari. Teringat suatu quote dahsyat yang membuat diri ini selalu istiqomah untuk selalu bangun dipagi hari.
“Para pemimpin sejati lahir dari semangat hawa pagi. Seorang pemimpin sejati , pasti bangun pagi !”
Betapa tidak, keinginan menjadi pemimpin sejati menjadi hal yang terbantahkan selama kurun waktu 20 tahun ini. Dimulai dari amanah kecil menjadi anak pertama dari 2 bersaudara, ketua murid saat sekolah dasar, menjadi ketua OSIS saat SMA, dan menjadi ketua DKM semasa kuliah, dan hingga saat ini Allah masih saja setia menitipkan amanah-amanah kepemimpinan pada diri. Masih jelas diingatan saat dengan lantang walau cedalnya jelas terasa saat pemimpin pasukan menyiapkan pasukaannya sebelum masuk kelas, memisahkan teman yang berkelahi walau malah ikut berkelahi, bahkan ketika sebuah pensil masuk lubang hidung. Udara pagi ini hembuskan kenangan dahsyat disetiap episodeNya.
Lewat udara pagi ini pun rasanya Allah sedang mengetuk diri ini akan amanah-amanah yang akan segera diselesaikan, indah sekali caranya, Dahsyat ! ku ingat saat membuat impian ditajuk 2012, ku catat semua target2 terbaik yang ku bisa lakukan ditahun ini, walau hati atau pikir tak segan untuk bertanya “Memang kamu bisa? Tidak teralu cepat?!” tanya ‘ragu’ yang tiba-tiba menyelinap dalam hati.
Diri ini hanya bisa menjawab dengan desahan nafas panjang dan senyuman terbaik. Perlahan, kujatuhkan kedua mata sipitku pada hamparan awan yang bergelayut di atas sana. Pada awan-awan yang menggantung, pada sinar mentari masih tertutupi kelabu, juga pada rinai embun pagi yang mulai menggelayut mesra di antara dedaunan. Aku Bisa, dan insyallah pasti bisa! Bukankan “Allah inna zhanni abdiby”, Allah sesuai prasangka hambanya?, maka hingga waktu itu tiba diri ini tidak akan lepas dari berprasangka Baik padaNya.
Masih terasa ketika keinginan lulus dan menggondol gelar sarjana ku hujam di bulan Juni 2012 dan hingga akhirnya gagal terealisasi! Allah ternyata punya rencana lain, Allah beri waktu lebih banyak untuk berkhidmat dirumah, merintis sebuah usaha , Allah juga beri banyak waktu untuk menghafal, pun dengan banyaknya keahlian yang kini ku mulai tekuni! Juga dengan keinginanku menikah Before Graduate, rasanya ada-ada saja cara Allah ikut campur dalam urusan setiap hambanya. Boleh dibilang diri ini Pengagum berat atas desain Sutradara maha Dahsyat yang satu ini. Masih ingat dibeberapa bagian episode kehidupan disaat Allah banyak mencoret banyak harapan keinginan diri ini, tetapi Ia ganti dengan hal menakjubkan lainya, jelas karena Ia adalah sang sutradara Maha dahsyat. Ingat mana kala saat di sekolah menengah aku hanya ingin mendapatkan NEM 22 dari 3 mata pelajaran, Allah beri nilai 25,50 plus bonus nilai Matematika terbaik, tidak tanggung nilai 10. Minta ITB, Allah kasih IM Telkom yang diluar nalar saya mungkin jauh lebih dahsyat bagi saya jika dibandingkan masuk ITB. Ada kata tak terucap atas Desain-desain DahsatNya, lewat perantara kejadian (sedih/senang) disetiap bait episode nya, walau dihujung perenungan mengerti bahwa yang paling beruntung adalah yang mensyukurinya. lewat sebuah amanah ataupun tanpa amanah sama-sama banyak hikmahnya, banyak jalannya. itu bukti bahwa Allah sayang pada hambanya. namun selalu jelas disetiap akhir perenungan bahwa seberapapun indahnya rencana kita, jauh lebih indah rencana Allah untuk kita.
Aku bertekad untuk mengapai langit-langitku. Menggapai mimpi-mimpi yang telah aku sematkan dalam dunia bernama jiwa. Aku akan bungkam semua keraguan. Lalu, melalui sayap-sayap “percaya” yang terbentang lebar, aku akan terbang meretas langit menggapai gemintang di angkasa. Pasti bisa!
Dan jika sekali lagi ketika ‘ragu’ berkata padaku, “Bermimpi besar hanya akan membuat kekecewaan besar, sudah menyerah saja!”. Maka dengan semangat menggelegak aku akan menjawab, “Mimpi besar perlu persiapan besar dan orang besar untuk meraihnya, aku akan menjadi sebesar mimpiku”
“Kita tidak boleh meremehkan mimpi seseorang apalagi meremehkan mimpi kita sendiri, seberapapun besar mimpi itu, sungguh Allah Maha Mendengar.” (Kutipan) Kini satu persatu kumulai langkahku dengan benang-benang harapan, doamu kawan saat ini ku sedang meniti program MOVE dari Institusi, mengikuti Program PMW dikti 2012, pelatihan Tekhnopreneur RAMP Indonesia, menggali potensi di StudentsxCeo’s, dan membangun sosiopreneur dahsyat bagi adik2 SMA! Belum juga impian-impian besarku pada tahun ini yang sudah mulai kurajut, sebuah Franchise ala mahasiswa, memulai untuk menghafal Al-Qur’an, lulus sebagai mahasiswa berprestasi, dan tentunya Menikah, kurang jelas kawan? Ya, Menikah tahun ini, insyallah. Mulai kurajut mimpi demi mimpi. Meski dalam menggapainya membutuhkan waktu yang panjang, maka aku akan berjuang. ”Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang”, begitu Imam Syafi’i menjelaskan. “Kuberi satu rahasia padamu kawan., buah paling manis dari bermimpi adalah kejadian-kejadian menakjubkan dalam perjalanan menggapainya.” (Andrea Hirata) Pedar matahari yang membahana. Begitu pula dengan semangat yang ku bawa yang sedari tadi bergema di relung hati. Menjadi pemimpin sejati adalah salah satu mimpiku, dan mimpi-mimpiku adalah semangatku. Aku akan membuat langit-langitku bertaburan dengan bintang. Membuatnya menjadi langit terindah yang pernah ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H