Mohon tunggu...
Adi Susanto
Adi Susanto Mohon Tunggu... -

Para pemimpin sejati lahir dari semangat hawa pagi. Seorang pemimpin sejati , pasti bangun pagi!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik

PLACIDUS Be Be Em!

15 Maret 2012   01:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:02 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PLACIDUS Be Be Em!

Jika sebelumnya pertamina memiliki slogan “Pasti PAS” sebagai media persuasi konsumen agar  puas dengan layanan yang diberikan, maka dengan adanya rencana pemerintah untuk menaikan harga BeBe eM pertanggal 1 April 2012 menjadikan Pertamina bersiap menggati  slogan tersebut menjadi “PASTI NAIK” menjadi slogan perusahan . Sontak pergantian slogan ini menjadi bahan Perbincangan panas akhir-akhir ini.

Dimulai dari perbincangan utama di pangkalan tukang Ojek sampai di sarasehan anak negeri (Metro TV). dari dampak defisit negara bisa sampai 3,6 % (Menkeu : okezone) sampai ga bisa makan karena motornya yang biasanya buat cari sesuap nasi ga bisa minum bensin. Dari cara main golf sambil foto-foto dengan caddy atau dengan cara memecahkan foto Es Be Ye di DPR (read : pecahkan saja biar ramai ala AADC). Ah, semuanya gara-gara Be Be Em! Sampai Be Be Em bilang “ Jangan tinggalin aku laa..  aku kan ga punya Pulsa”.Loh

Sebelumnya dalam tulisan ini saya tidak berniat menghakimi siapapun, Pemerintah es be Ye atau sang Mahasiswa Anarkis, atau tukang ojek atas keluh kesahnya. Saya ingin memperlihatkan bahwa sebuah Masalah (read : Challange) hanyalah sebuah Tools yang Tuhan berikan kepada kita agar kita sadar kemampuan yang kita miliki. Jadi pertanyaannya, bukan siapa yang salah? Namun apa yang kita bisa perbuat dari Challange tersebut.

Kalau kita berfikir ketika adanya kenaikan Be be em yang paling diuntungkan adalah pemerintah, penimbun minyak, atau pihak2 yang berkepentingan lainnya, makan menurut saya pemikiran anda dipastikan salah. Ok mungkin tidak secara kuantitative/nominal bisa dibandingkan namun idea dan keberkahan pekerjaan ini jauh lebih luar biasa.

Muhadjirin, pria asal Desa Pesayangan Purbalingga  bergelut dengan knalpot hemat be be em, dialah yang jelas-jelas mengambil Untung dari kenaikan Be Be Em atau siswa SMK Kasatriyan dengan fuel efficient maximal (Femax) nya mereka benar-benar memanfaatkaan challange ini dengan baik, tidak ada yang dirugikan, bermanfaat, dan tentunya berkah. Mungkin alat-alat mereka tidak sepenuhnya mengatasi “penderitaan” atas dampak dari kenaikan Be Be Em ini, namun yang harus diGaris bawahi dalah Cara mereka dalam melihat sebuah Challange didepan mata mereka. Mereka peduli oleh karena itu mereka menciptakan SOLUSI.

Saya hanya tidak ingin bersikap apriori karena sungguh saya tidak kenal dekat dengan para pemangku kepentingan, para mahasiswa yang berdemo, para tukang ojek seIndonesia, dan saya tidak mengerti banyak hal. Yang saya mengerti hanyalah mereka dan saya sama-sama memiliki hak dan kewajiban. Dan kewajiban saya adalah menjadi warga negara yang baik hingga saya pantas mendapat kebijakan yang baik.

Finally, Sebagai orang yang beriman sudah sepantasnya kita menyakini bahwa sesungguhnya Allah Dzat yang menakdirkan semua harga maka yakini apapun yang terjadi itu takdir baik,dan sesungguhnya kenaikan harga tidak mempengaruhi rezeki seseorang, ga percanya? Pak Muhadjirin malah bertambah banyak Koceknya setelah ada rencana ini. “Buktikan anda juga BISA”

Adi Susanto

Mahasiswa IM Telkom/085624546969

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun