Siti Salamah, sosok penggerak sistem pengelolaan sampah di Kota Tangerang Selatan. Hampir di seluruh kawasan Indonesia belum selesai dalam pengelolaan masalah sampah. Kini Indonesia terus dihadapakan dengan populasi jumlah sampah yang meningkat. Peringkat Indonesia dari data Youtube KOMPAS.TV menjadi negara urutan ke-dua sebagai penyumbang sampah  plastik terbesar di dunia tahun 2023. Banyaknya sampah yang dihasilkan Indonesia memicu berbagai permasalahan lingkungan yang mengakibatkan keterancaman makhluk hidup.
Namun permasalahan tersebut kini sedikit-demi sedikit menjadi berkurang berkat jasa Siti Salamah. Beliau adalah sosok yang berjasa terhadap pengelolaan sampah di Tangerang Selatan, sehingga tumpukan sampah dapat dikelola dengan kreatif.
Sosok Siti Salamah
Siti Salamah adalah perempuan berumur 35 tahun, lahir di Lampung, 25 Juli 1988, tinggal di Tangerang Selatan, Banten. Siti Salamah mengenyam pendidikan di SDN 02 Sindang Agung, Lampung (2000), SMPN 03 Tanjung Raja, Lampung (2003), MAN 01 Kotabumi, Lampung (2006), dan Akademi Audiologi Indonesia, Jakarta (2009), Info linkedin.
Di usia muda Siti Salamah telah memulai gerakan peduli pemulung dan lingkungan. Sejumlah penghargaan ia raih, antara lain: Peringkat III Ide Sosial Kreatif terbaik Young Innovator, kedutaan besar Australia (2016), Youth Action Forum Bappenas United in Diversity (2018), Lima terbaik Sosial Bisnis, Leadership Experience and Development (LEAD) Bakrie Center Foundation (2019), Youth Economic Leadership Program (YELP) BI Institute (2020), Lima terbaik Inisiatif Sosial Virtual Lab (2020) dan Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards (2021), kumparanplus.
Siti Salamah aktif dalam pekerjaan sukarelawan dengan mendirikan Rumah Pohon membina anak marginal, baik bidang agama dan bidang lainnya seperti pengembangan masyarakat agar mandiri melakukan ekonomi kreatif.
Peduli Pemulung dan Lingkungan
Awal gerakan peduli pemulung di mulai ketika Siti Salamah berada di sekitar lapak pemulung di Jurang Mangu, Tangerang Selatan, Banten. Di sela pekerjaan waktu kosong, Siti Salamah di undang komunitas dalam memberikan pendidikan bagi kelompok pemulung. Naas melihat nasib pemulung terketuk hati sosok pejuang untuk berkomitmen memanusiakan para pemulung. Dengan komitmennya tahun 2015 Siti Salamah berkeinginan mulia untuk mengangkat derajat keluarga para pemulung dengan memperjuangkan kehidupan ekonomi keluarga hingga membuka jaringan kerjasama berbagai pihak.
Permasalahan sampah yang klasik masih saja bersifat kompleks di Indonesia. Sampah yang berujung di TPA bukanlah solusi akhir tanpa tindakan pengelolaan. Tumpukan sampah mengganggu sirkular udara lingkungan karena memunculkan gas metana yang memicu Global Warming. Selain pengelolaan sampah, masalah sosial lainnya banyak pemulung Indonesia yang belum berdaya. Padahal pemulung berpotensi dalam pengelolaan penanganan sampah. Pemulung di cap sebagai pengganggu dikarenakan kurangnya edukasi dalam kebersihan dan penanganan sampah. Permasalahan tersebutlah yang menggerakkan hati Siti Salamah untuk merangkul pemulung disekitarnya terlibat dalam pengelolaan sampah. "Bak berkayuh sambil ke hilir" Siti Salamah bergerak mengentaskan lebih dari satu permasalahan, permasalahan ekonomi, pendidikan, dan lingkungan melalui Program Waste Solution Hub.Â
Tantangan Keberlanjutan Program
Langkah mulia Siti Salamah memberdayakan para pemulung sekaligus mengentaskan permasalahan sampah di Tangerang Selatan tak kunjung mendapat respon optimis dari pemulung. Banyak komunitas yang bergerak angin-anginan lalu berhenti. Demikian gerakan Siti Salamah dinilai para pemulung hanya berjalan sementara, mengutip radioidola.com. Ditambah dengan stigma masyarakat yang buruk terhadap para pemulung dinilai mengganggu. Menghilangkan stigma tersebut sulit dilakukan karena pengetahuan pengelolaan pemulung masih minim pada saat itu.
Mengawali pendidikan para pemulung yang di awali modal pribadi bukanlah hal yang mudah bagi Siti Salamah. Banyak tantangan untuk keberlanjutan pergerakan, baik dari dalam pemulung itu sendiri juga dari pihak lain. Namun, semangat dan niat yang gigih dari sososk pejuang Siti Salamah mampu melewati berbagai hambatan menuju kesuksesan sekarang. Dengan melirik berbagai ajang kompetisi untuk kebutuhan program, sedikit demi sedikit memperoleh kemudahan. Melihat keuletan Siti Salamah "Bak gayung pun bersambut" rejeki seorang pejuang datang dari kemurahan hati masyarakat melalui berbagai donasi.
Bersama Program Waste Solution Hub
Melewati banyak rintangan dengan semangat membantu para pemulung, hingga akhirnya bersama rekan-rekanya Siti Salamah menggagas Waste Solution Hub di tahun 2019. Dengan pendekatan sistem teknologi yang terintegrasi melibatkan berbagai pihak, program ini bertujuan dalam sistem pengelolaan sampah serta kondisi lingkungan kehidupan para pemulung.