Mohon tunggu...
susanti imlana
susanti imlana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan Menyayangkan!

12 November 2015   05:50 Diperbarui: 16 November 2015   08:40 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah layak pendidikan untuk semua insan yang dilahirkan kedunia atau pendidikan hanya untuk insan yang mempunyai kelebihan ekonomi.?

Pendidikan merupakan suatu proses terhadap anak didik berlangsung terus sampai anak didik mencapai pribadi dewasa susila dan tujuan pendidikan yaitu untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa, dan Negara.

Nah dimana semua arti kata dan kalimat yang dimaksud dalam tujuan pendidikan,?

Sedangkan masih banyak anak-anak yang dibawah umur yang perlu mengenyam pendidikan dasar untuk ketrampilan dirinya, mengembangkan potensinya, memiliki kecerdasan maupun mengendalikan dirinya hanya karena masalah ekonomi mereka tidak bisa sama layaknya dengan anak-anak lainnya yang mengenyam pendidikan.

Saya sadar segalanya pasti butuh materi, apapun itu dan sekecil apapun itu semuanya harus memakai materi. tetapi di sisi lain sejenak saja melihat di sekitar bahwa semua yang di dunia ini tidak kaya. Haruskah kita membiyarkan penerus bangsa, anak-anak bangsa yang bisa menata masa depan akan terhalang oleh biaya pendidikan? Sungguh-sungguh menyayangkan dan sangat disayangkan.

Seorang anak yang sudah bisa mengenyam pendidikan hanya menghabiskan waktunya di tempat-tempat yang seharusnya tidak mereka datangi, karena hanya akan merusak moral maupun ahlak mereka. Banyak anak-anak  yang Seusia ini seharusnya mereka bisa duduk di jenjang pendidikan agar bisa mengembangkan potensi dan bakat yang mereka miliki. Mereka bisa mengekspresikan apa yang menjadi pikiran mereka.

Untuk yang duduk enak dikursi hitamnya yang di Alaskan dengan  yang sangat dan sangatlah nyaman tidak tergerakkah hatinya untuk anak-anak yang tidak mengenyam pendidikan? Haruskan ada yang menuntut hal itu lagi? Apakah di dalam hati hanyalah materi? sunguh dan sungguh sangat tersayangkan ketika melihat realita sekarang dimana anak-anak yang memerlukan pendidikan di usia mereka, hanya berada dilingkungan sekitar, mereka yang ingin mengembangkan potensi atau bakat yang di dalam diri mereka dan hanya akan terhalang oleh nilai materi.

Sekiranya ketika rumusan tujuan pendidikan itu dibuat “mereka” sudah bisa memikirkan kedepannya yang terjadi apa layak rumusan itu pada semua orang atau hanya untuk orang-orang tertentu. Ketika hanya untuk orang-orang tertentu tidak perlu lah dirumuskan tujuan-tujuan yang hanya akan di pandang begitu saja dan tidak ada fungsinya. Dan tidak akan ada penafsiran yang salah terhadap perumusan tujuan pendidikan itu.

Saya pun yang mengenyam pendidikan telah sampai pada perguruan tinggi ini kadang bertanya apa fungsi tujuan pendidikan yang sebenarnya. Ketika di tafsirkan tujuan pendidikan ini hanya untuk yang mempunyai kelebihan ekonomi, maka kasihan bagi anak-anak bahkan yang menjadi sebagian teman saya yang terlahir dalam keluarga yang tidak mampu, apalagi bagi mereka yang mempunyai potensi atau bakat yang lebih kemudian hanya menjadi pengangguran di kesehariannya terhentikan sekolahnya hanya karena biaya sekolah. Sekalian rumuskan sajalah tujuan pendidikan hanya untuk anak-anak yang mampu mengenyam pendidikan pada sekolah yang serba merobos biaya.

Memang dalam tujuan pendidikan tidak mengatakan bahwa semua dapat mengembangkan potensinya pada sekolah-sekolah yang mahal, tetapi kita lihat realita sekarang adakah sekolah yang gratis atau pun tidak dipungut biaya sepeser pun. Kita juga tahu bahwa pendidikan tidak hanya di dapatkan di sekolah tetapi di keluarga dan lingkungan pun bisa.

Melihat keadaan sekarang apakah pekerjaan bisa didapatkan hanya dengan mengatakan saya hanya ikut pendidikan dikeluarga? Jelas tidak! Dimana-mana setiap perusahaan atau lembaga apapun pasti meminta ijazah terakhir. Ketika anak-anak yang diharuskan mengikuti pendidikan keluarga, lalu Bagaimana juga pada keluarga yang sibuk yang tidak bisa menempatkan waktunya kepada anak-anak mereka untuk di ajari.? Saya merasa alasan ini tidak ada pengaruhnya pada proses pendidikan yang ujung-ujung segalanya tetap meminta dan menuntut pada pendidikan yang formal.

pendidikan yang dibutuhkan sekarang adalah pendidikan yang mampu tercapai sesuai tujuannya, pendidikan yang bisa di ampuh oleh semua anak bukan hanya untuk anak yang mampu. Tujuannya Agar semua anak bisa merasakan pendidikan, semua anak bisa mewujudkan bakat atau potensi terpendamnya, semua anak akan merasa sama bahwa mereka pernah duduk dijenjang pendidikan. Semua anak pun bisa mendapat kelayakan di setiap apapun yang ingin mereka raih.

Ketika dalam perjalanan menuju sekolah maupun universitas ini kadang melihat anak-anak yang hanya duduk dan nongkrong dijalanan. saya penasaran apa sebenarnya yang mereka lakukan, berhenti sejenak menanyakan kenapa mereka, apa anda hanya menghabiskan waktu dan merugikan waktu anda di luar, tidak ke sekolah? Dan sebagian besar saya mendapatkan jawaban dari mereka yaitu, buat apa sekolah karena hanya menghabiskan uang sedangkan orang tua kita tidak mampu membiayai apa yang diminta dari sekolah.

Melihat pernyataan yang keluar dari mulut mereka, pikiran pun terganggu akan jawaban yang dilontarkan oleh mereka, merasa terganggu karena saya dengan senang dan bangga duduk di jenjang pendidikan ternyata diluar sana ada anak yang ingin sekali merasakan hal yang seperti saya rasakan.

Dalam selebaran yang saya tulis ini saya tidak menyalahkan siapa-siapa, saya pun tidak menuntut siapa-siapa baik itu PEMERINTAH, ORANG TUA maupun anak. Hanya saja saya ingin mengeluarkan aspirasi saya yang selama ini muncul dalam benak dan selalu mengganggu saya. Rasa bersalah itu selalu adal, rasa ingin ada di posisi itu pun selalu ada. Tetapi bagaimana dengan masa depan saya.? Sekilas itulah beban yang ada di pikiran saya untuk anak-anak yang pasti memikirkan di mana masa depan mereka nantinya yang dunia sekarang semuanya perlu dengan materi.

Adakah kebijakan bagi anak-anak yang kurang mampu terus bisa mendapatkan dan merasakan pendidikan.?

Adakah yang tergerak hatinya?

Terimah kasih....!

Wassalamu alikum Wr.Wb.......

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun