Ada 3 poin yang menjadi catatan penting bagi Kang Rian selama berkegiatan sebagai peserta. Hal pertama adalah solidaritas antar difabel, kedua belajar keberanian mandiri berekpresi menyampaikan aspirasi kepada khalayak umum,dan ketiga belajar kekompakkan. Kang Rian memiliki harapan kedepan, mudah mudahan semakin banyak yang tahu politik, tidak hanya untuk disabilitas di kota Bandung saja, tapi para disabilitas di pelosok pun dapat menikmati manfaatnya.
Perhatian menarik berikutnya adalah pembahasan mengenai penyampaian materi kegiatan. Kang Rizki meminta peserta untuk berdiskusi mengenai materi yang sudah disampaikan.
"Apakah ada materi penting yang luput?" tanya Kang Rizki.
Bu Iis sebagai pendamping peserta berhambatan pendengaran menyampaikan bahwa materi tentang hak disabilitas kadang peserta masih kurang tahu. Sedangkan Bu Yusi yang merupakan pendamping berhambatan penglihatan mennyampaikan, apabila memungkinkan untuk orang tua adanya bimbingan khusus menghadapi anak luar biasa. Baik itu dari sisi psikologi atau apapun bentuknya dalam mendidik anak, pengetahuan pembelajaran lainnya.
Mencermati hal tersebut, Kang Rizki menyampaikan hal kedepannya dalam memilih materi, media, cara penyampaian, dan juga pengemasan perspektif anak muda, agar lebih menarik. Dalam hal merancang medianya, sudah meringkas titik kritis nanti divisualkan, selingan iklan biar enggak terlalu ngantuk, stress, dan hal lainnya.
Sebelum mengakhiri kegiatan, Kak Nandang sempat memberikan pengarahan mengenai segala sesuatu mengenai PSBB. Saat PSBB kita harus melihat kondisi, apabila ada pedagang yang masuk ke dalam komplek maka harus lebih safety dengan mengenakan masker, memakai sarung tangan, dan lainnya.Â
Ternyata, dalam suatu diskusi secara daring, meski kelak masa PSBB ini harus berhenti, para disabilitas berhambatan pendengaran ini menganggap bahwa pengetahuan mengenai pelaksanaan PSBB di lapangan tetap penting bagi mereka. Apa yang harus mereka lakukan? Apa saja yang boleh? Apa saja yang tidak boleh? Intinnya. mereka ingin terhindar dari COVID-19 meski PSBB dinyatakan telah berakhir.
Untuk lebih menjaga keamanan dan kenyamanan berbagai pihak, sebelum peserta kegiatan keluar ruangan, kembali ke rumah masing-masing, protokol kesehatan berupa pemeriksaan suhu pun tetap diberlakukan.
Kegiatan berbagi praktik baik dari para disabilitas ini bisa saja dilakukan secara daring, namun tentu akan menemui berbagai hambatan. Maka tatap muka langsung untuk mendapatkan kepastian jawaban pun menjadi pilihan.