Mohon tunggu...
Susanti Hara
Susanti Hara Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang pendidik yang suka berkreasi

Pembelajar aktif yang senang untuk terus berpartisipasi dan berkreasi untuk memberikan warna pada kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Antara Obrog, Adzan Awal, Pengingat Sahur di Masjid, dan Sirine Imsak

5 Juni 2018   20:16 Diperbarui: 5 Juni 2018   20:24 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peralatan yang digunakan kelompok obrog - Dok. Susanti Hara

Pada pukul 02.30 dini hari, di salah satu daerah di Kecamatan Kiaracondong, selama Ramadan 2018 ini selalu terdengar sekelompok anak berkeliling memecahkan keheningan. Mereka membangunkan warga untuk sahur di bulan Ramadan menggunakan tabuhan alat-alat yang unik yang jarang mereka mainkan pada hari biasanya, seperti: dog-dog, drum bekas, ember bekas, dan juga beduk kecil.

Dari gang ke gang,  mereka berkeliling membangunkan warga untuk sahur. Bebunyian ember bekas, dan lainnya mengahisalkan perpaduan irama beratutarn, diiringi lagu-lagu Sunda dan lagu lainnya sebagai pengiring selama perjalanan. Selain itu, ada atraksi anak yang mengenakan barongan sambil berjoget.

Atraksi obrog-Dok.Susanti Hara
Atraksi obrog-Dok.Susanti Hara
Selain berkeliling, sampai di lokasi rumah tertentu yang ada anak kecilnya, biasanya mereka memanggil nama anak itu dengan nyaring, bahkan orangtua anak itupun dipanggil dengan panggilan yang umum, semisal dengan nada seperti bernyanyi: bapak ibu sahuuuur.

Meskipun demikian, tak ada satupun warga yang melarang mereka. Tradisi yang terkenal dengan obrog ini pada setiap harinya akan berakhir ketika anak-anak  bubar dan pulang ke rumah masing-masing pada pukul 03.30 untuk sahur. Dan saat adzan subuh mereka berangkat ke masjid untuk sholat subuh dan mengikuti kegiatan ceramah subuh selama Ramadan.

Menurut beberapa orang teman, tradisi obrog ini berasal dari bebunyian alat musik yang sering ditabuh anak-anak. Meskipun tak diketahui dengan pasti penciptanya, namun selama Ramadan, di berbagai daerah banyak sekali rombongan obrog.

Selain obrog, ada juga adzan awal sebagai cara untuk membangunkan dan mengingatkan warga untuk sahur warga. Adzan awal yang biasanya saya dengar yaitu pukul 03.00 WIB. Dengan melihat jam pada zaman sekarang ini, tentu saja masyarakat bisa membedakan yang mana adzan awal untuk mengingatkan sahur dan juga yang mana adzan subuh untuk mengajak warga ke masjid sholat subuh berjamaah.

Hal tersebut tentu saja berbeda dengan pengingat waktu sahur pada zaman Rasululloh yang belum secanggih sekarang. Pada zaman Rasululloh, saat Bilal adzan pada waktu malam, maka masyarakat Arab saat itu sudah tahu bahwa itu waktu makan dan minum untuk sahur. Sedangkan jika terdengar adzan Ummi Maktum, itu tandanya waktu sahur berakhir, harus segera berpuasa, dan ajakan melaksanakan sholat subuh.

Di satu daerah di Kiaracondong ini, selain ada obrog, dan adzan awal, ada juga pengingat waktu sahur. Caranya cukup unik dengan mengingatkan warga untuk segera bersahur. Tak hanya sekedar mengingatkan saja, bahkan pemberi pengumuman melalui pengeras suara itu akan menghitung mundur sisa waktu sahur yang semakin mendekati imsak, atau saat dimulainya tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan dan minum.

Dan uniknya lagi, begitu waktu imsak tiba, akan ada bunyi sirine yang sangat nyaring melalui pengeras suara masjid. Bunyi sirine ini menandakan waktu imsak telah tiba. Selain bunyi sirine, ada juga seruan waktu imsak dari pengeras suara masjid dengan nada panjang,

Imsaaaak.

Nah, berdasarkan curhatan dari beberapa orang, biasanya yang pada malas sahur begitu mendengar pengingat imsak yang begitu panjang dari pengeras suara masjid akan segera mengambil air minum untuk mengambil berkah dari waktu sahur.

Berdasarkan semua pengingat waktu sahur di atas, jika di satu daerah saja ada 4 kebiasaan untuk mengingatkan warga dalam bersahur, apalagi kalau se-Indonesia, pasti akan lebih banyak dan lebih bervariasi.

 Antara obrog, adzan awal, pengingat waktu sahur dan sirine imsak di salah satu daerah di kecamatan Kiaracondong ini seakan saling mengisi. Obrog merupakan cara membangunkan sahur ala anak-anak, sedangkan adzan awal biasanya dilakukan oleh bapak-bapak, dan pengingat waktu sahur serta imsak terkadang dilakukan oleh bapak-bapak dan juga remaja masjid.

Sebagai salah satu warga Negara Indonesia sudah selayaknya kita bersyukur, banyak sekali cara untuk membangunkan kita sahur. Sehingga tak ada alasan tidak sahur karena tidak ada yang membangunkan atau yang mengingatkan.

Selamat menunaikan ibadah puasa menjelang 10 hari terakhir Ramadan, Kompasianer! Kemenangan telah menanti kita di depan sana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun