Di kegelapan malam, sebuah bangunan berkilau keemasan. Bangunan itu akan menarik siapapun untuk mengabadikannya. Bukan hanya bangunannya saja, tetapi orangnya pun akan larut dan asyik untuk memotret diri dengan latar bangunan itu. Dan, bangunan itu adalah Masjid Agung Trans Studio Bandung.Â
Menikmati sholat tarawih di masjid yang terletak di kawasan bisnis pusat perbelanjaan, hotel, dan juga jalan raya, hati terasa terang dan tenang. Terang keemasan cahaya lampu semakin membuat suasana hati benar-benar hidup dan khusyuk beribadah. Malam ini, Minggu, 20/05/2018, di lantai utama bangunan yang dapat menampung 2.500 jamaah ini dipenuhi para jamaah lelaki yang hendak sholat tarawih. Dan ada beberapa beberapa deret jamaah perempuan di lantai utama.
 Namun, usai ceramah sebelum pelaksanaan tarawih, sang imam yang berdiri di atas mimbar, di antara kilau keemasan hiasan asmaul husna di samping kiri dan kanannya, melalui pengeras suara, sebagai pemimpin sholat tarawih, sang imam meminta jamaah perempuan untuk pindah ke mezanin di lantai atasnya.
Subhanallah ketika menginjakkan kaki di atasnya ruangan lantai utama, lampu di  tengah kubah yang dikelilingi hiasan bintang keemasan dan tulisan  kutipan ayat-ayat Al-Quran, langsung menyapa. Dan jamaah perempuan sudah bersaf-saf memenuhi  ruangan. Dan saya pun segera mengambil bagian untuk duduk bersama mereka dan bersiap sholat tarawih.
Di antara pilar-pilar keemasan,  usai berdoa selepas sholat tarawih, jamaah perempuan di lantai atas  bersalaman dan saling sapa serta saling berkenalan. Untuk waktu yang  sangat singkat, ada 3 orang ibu-ibu yang mengajak saya bergabung dan  berbincang dengan mereka. Mereka membuat saya tahu tentang sesuatu yang  mungkin selama ini saya abai, atau bisa juga karena selama ini saya memang belum tahu.
Dan, sesampainya di rumah, saya pun langsung berselancar untuk mencari informasi lebih dalam mengenai apa yang dikatakan seorang ibu di masjid tadi. Dan, masyaAllah, saya terpana dengan beberapa informasi mengenai Masjid Agung Trans Studio Bandung. Sebagaimana dilansir dari masjidtrans.com, Bapak Chairul Tanjung berinisiatif membangun sarana peribadahan yang sesuai dengan masyarakata muslim menengah ke atas di kawasan perbelanjaan dengan tujuan untuk memperhatikan masalah ibadahnya. Selain itu masjid ini didekasikan untuk ibundanya yang melihat anaknya sukses dengan berbagai lahan bisnis seperti perhotelan, pusat perbelanjaan, televisi swasta, dan lain-lain tidak membuatnya merasa bahwa anak tercintanya telah memiliki kesuksesan selagi tidak ada masjid yang anaknya bangun.
Sungguh menginspirasi, bukan? Cinta, kasih, dan sayang seorang hamba sekaligus cinta, kasih, dan sayang seorang anak tergambar dalam kemegahan dan kilau keemasan masjid yang semua pilarnya dibuat mirip dengan pilar yang ada di Masjid Nabawi. Tentunya, ini merupakan satu bukti lagi, kecintaan dan kasih sayang seorang hamba kepada Rabb dan RasulNya.Â
Wah, hebat, bukan? Terbayang banyaknya pahala kebaikan mengalir dari masjid ini. Selain memberikan kesempatan jamaah untuk beribadah, memberikan kesempatan para ustadz atau ustadzah menyampaikan ilmunya, tentunya memberikan kesempatan lapangan pekerjaan juga karena terbukti malam ini, kendaraan bermotor beroda dua dan kendaraan bermotor beroda empat dari jamaah yang usai mengikuti sholat tarawih harus antri untuk membayar tiket parkir keluar.
Nah, bagaimana dengan Anda? Apa yang akan Anda lakukan untuk membuktikan cinta, kasih, dan sayang sebagai makhlukNya? Semoga hidup kita senantiasa memberikan barokah bagi siapapun di muka bumi ini. InsyaaAllah, aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H