Mohon tunggu...
Susanti Hara
Susanti Hara Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang pendidik yang suka berkreasi

Pembelajar aktif yang senang untuk terus berpartisipasi dan berkreasi untuk memberikan warna pada kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pembelajaran Iktikaf pada 10 Hari Terakhir Ramadan bagi Peserta Didik Tunarungu

16 Mei 2018   13:19 Diperbarui: 16 Mei 2018   13:58 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada umumnya, target umat muslim di bulan puasa Ramadan ini tentunya dapat berpuasa satu bulan penuh selama Ramadan, dapat melaksanakan sholat malam yang kita kenal dengan sholat tarawih dengan penuh juga lengkap dengan kekhusyuannya.

Selain itu kita juga dapat melaksanakan iktikaf dengan khusyuk untuk beribadah kepadaNya, mendapatkan kemuliaan Lailatul Qadr, dapat memperbanyak sedekah dan memberi makan orang yang berpuasa, mengkhatamkan Al-Quran beberapa kali, meningkatkatkan amal sholeh lainnya. Itu menjadi target saya secara umum di bulan puasa Ramadan ini.

Tetapi, untuk Ramadan kali ini, saya memiliki target khusus, yaitu: mengajak anak-anak di sekolah untuk iktikaf pada 10 hari terakhir Ramadan sebagai pembelajaran pentingnya segala sesuatu dalam kehidupan mereka. Mungkin, ada yang menganggap kalau itu sih biasa karena bulan Ramadan.

Namun, tidak bagi saya secara pribadi dan mungkin dampaknya bagi anak-anak di sekolah yang menjadi peserta didik yang harus saya bina.

Menilik beberapa pekan kebelakang, saat kegiatan literasi di kelas berupa membaca buku, kemudian menceritakan isi buku dan berdiskusi berbagai arah, ada kesedihan tersendiri ketika semua anak didik di kelas menceritakan kalau mereka bangun setiap hari pukul 06.00 WIB. 

Kegiatan Literasi di Sekolah - Dok. Susanti Hara
Kegiatan Literasi di Sekolah - Dok. Susanti Hara
(Dok. Susanti Hara)
(Dok. Susanti Hara)
Terjadi tanya jawab antara saya dengan mereka yang menghasilkan evaluasi dalam diri saya untuk membina mereka lebih dalam. Salah satu caranya adalalah memotivasi mereka untuk bangun lebih awal untuk sholat subuh, membantu orang tua mereka masing-masing sebelum pergi ke sekolah, dan pergi ke sekolah secara mandiri.

Uniknya, ada beberapa peserta didik yang menyatakan kalau mereka tidak mendengar adzan subuh sama sekali. Ya, saya memakluminya karena mereka tunarungu yang memiliki hambatan dalam pendengaran.

Ketika saya meminta mereka untuk menggunakan alarm agar bisa bangun lebih awal, mereka tetap beralasan lain. Dalam hal ini, tentu saja orang di sekitar harus lebih peduli, baik itu orang tuanya, adiknya, kakaknya, atau kerabat lain yang tinggal serumah.

Selama ini di sekolah, kami para guru telah mengajarkan anak-anak untuk berkegiatan keagamaan seperti sholat berjamaah, budi pekerti seperti saling peduli, saling tolong menolong dan lainnya.

Begitupun dengan keterampilan hidup, para guru telah membekali mereka dengan aneka keterampilan hidup seperti memasak, bercocok tanam hidroponik, dan lainnya.

(Dok. Susanti Hara)
(Dok. Susanti Hara)
(Dok. Susanti Hara)
(Dok. Susanti Hara)

Secara tidak langsung, Ramadan menjadi momen yang tepat untuk membina peserta didik menjadi insan lebih baik lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun