Mohon tunggu...
Erni susanti
Erni susanti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Konsep dan Faktor Produksi dalam Islam

27 Februari 2018   07:02 Diperbarui: 27 Februari 2018   10:31 4284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep islam dalam faktor produksi islam

Terdapat  pandangan produksi dalam al-Qur'an dan hadits sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-Anbiya, 21:80): "Dan telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu: Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah)". Dan pula terdapat hadits yang membahas teori produksi, yaitu: "Seorang diantarakamu mengambil tali dan pergi ke gunung untuk mengambil kayu bakar lalu dipikulnya pada punggungnya dan selanjutnya dijualnya serta dengan cara ini ia bisa menghidupkan dirinya, adalah lebih baik daripada ia meminta-minta kepada manusia, kadang ia diberi dan kadang tidak diberi (HR. Ahmad, Bukhari dan Ibnu Majah).

Rasululullah memberikan arahan mengenai prinsip-prinsip produksi sebagai berikut:

Tiga manusia dimuka bumi sebagai khalifah Allah adalah memakmurkan bumi dengan ilmu dan amalnya. Allah menciptakan bumi dan langit beserta segala apa yang ada diantara keduanya karena sifat Rahmaan dan Rahiim-Nya kepada manusia. Karenanya sifat tersebut harus melandasi aktivitas manusia dalam pemanfaatan bumi dan langit serta segala isinya.

Islam selalu mendorong kemajuan dibidang produksi. Menurut Yusuf Qhardawi, Islam membuka lebar penggunaan metode ilmiah yang didasarkan kepada penelitian, eksperimen dan perhitungan. Akan tetapi Islam tidak membenarkan penuhan terhadap hasil karya ilmu pengetahuan dalam arti melepaskan dirinya dari al-Qur'an dan Hadits.

Teknik produksi diserahkan kepada keinginan dan kemampuan manusia. Nabi bersabda: "Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian".

Dalam berinovasi dan bereksperimen, pada prinsipnya agama Islam menyukai kemudahan, menghindari mudharat dan memaksimalkan manfaat. Dalam Islam tidak terdapat ajaran yang memerintahkan membiarkan segala urusan berjalan dalam kesulitannya, karena pasrah kepada keberuntungan atau kesialan, karena berdalih dengan ketetapan da ketentuan Allah, atau karena tawakkal kepada-Nya, sebagaimana keyakinan yang terdapat didalam agama selain Islam.

Dalam perspektif Islam, produksi yaitu suatu usaha untuk menghasilkan dan menambah nilai guna dari suatu barang baik dari sisi fisik materialnya maupun dari sisi moralitasnya, sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup manusia sebagaimana digariskan dalam agama Islam, yaitu mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat. Pemahaman lebih lanjut produksi dalam Islam memiliki arti sebagai bentuk usaha keras dalam pengembangan faktor-faktor sumber produksi yang diperbolehkan. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam surat Al-Maidah ayat 87 yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. 

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." Al-Ghazali salah satu ekonom Islam yang sangat concern terhadap teori produksi dalam kehidupan masyarakat. Beliau sering menggunakan kata kasab dan islah yang berarti usaha fisik yang dikerahkan manusia dan yang kedua dalam upaya manusia untuk mengelola dan mengubah sumber-sumber daya yang tersedia agar mempunyai manfaat yang lebih tinggi.[1] Jadi dapat ditarik kesimpulan dari beberapa definisi produksi dalam Islam diatas, yaitu suatu kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa dengan mengubah faktor-faktor sumber produksi yang dihalalkan dalam Islam untuk memenuhi kebutuhan manusia baik jasmani maupun rohani untuk mencapai falah.

Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Secara teknis, produksi adalah proses mentransformasikan input menjadi output. M.N siddiqi berpendapat, bahwa produksi merupakan penyediaan barang dan jasa dengan memperhatikan nilai keadilan dan kemaslahatan bagi masyarakat. 

Muhammad Abdul Mannan mengemukakan, prinsip fundamental yang harus selalu diperhatikan dalam proses produksi adalah prinsip kesejahteraan ekonomi. Keunikan konsep Islam mengenai kesejahteraan ekonomi terletak pada pertimbangan kesejahteraan umum yang lebih luas yang menekankan persoalan moral, pendidikan, agama, dan persoalan lainnya. Kesejahteraan yang dimaksudkan Muhammad Abdul Mannan adalah bertambahnya pendapatan yang diakibatkan oleh peningkatan produksi dari pemanfaatan sumber daya secara maksimal, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam dalam proses produksi. 

Al-qur'an dan hadis Rasulullah SAW. memberikan arahan mengenai prinsip-prinsip produksi sebagai berikut: - Tugas manusia di muka bumi sebagai khalifah allah adalah memakmurkan bumi dengan ilmu dan amalnya. - Islam selalu mendorong kemajuan di bidang produksi. - Teknik produksi diserahkan kepada keinginan dan kemampuan manusia. - Dalam berinovasi dan bereksperimen, pada prinsipnya agama Islam menyukai kemudahan, menghindari mudarat dan memaksimalkan manfaat.

Kaidah kaidah dalam produksi ada lima macam, yaitu : -Memproduksi barang dan jasa yang halal pada setiap tahapan produksi. -Mencegah kerusakan di mukabumi, termasuk membatasi polusi, memelihara keserasian,dan ketersediaan sumber daya alam. -Produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat serta mencapai kemakmuran. -Produksi dalam Islam tidak dapat dipisahkan dari tujuan kemandirian umat

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik kualitas spiritual maupun mental dan fisik.

Selain kaidah kaidah di dalam produksi, adapula faktor faktor di dalam ekonomi, yaitu :

Modal menduduki tempat yang spesifik. Dalam masalah modal, ekonomi Islam memandang modal harus bebas dari bunga. Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Misalnya, orang membuat jala untuk mencari ikan. Dalam halini jala merupakan barang modal, karena jala merupakan hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lain (ikan). Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah suatu barang. 

Tanah adalah faktor produksi yang penting mencakup semua sumber daya alam yang digunakan dalam proses produksi. Ekonomi Islam mengakui tanah sebagai factor ekonomi untuk dimanfaatkan secara maksimal demi mencapai kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi islam. Al-Qur'an dan sunnah dalam hal ini banyak menekankan pada pemerdayaan tanah secara baik. Dalam pemanfaatan sumber daya alam yang dapat habis, islam menekan agar generasi hari ini dapat menyeimbangkan pemanfaatannya untuk generasi yang akan datang. Faktor kewirausahaan adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam mengkoordinir factor-faktor produk. Sumber daya pengusaha yang disebut juga kewirausahaan. Berperan mengatur dan mengkombinasikan factor-faktor produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif dan efisien. Pengusaha berkaitan dengan managemen.

Yang terakhir adalah biaya produksi :

Pengertian biaya : Biaya merupakan suatu pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang untuk suatu tujuan tertentu. Biaya merupakan harga pokok atau bagiannya yang telah dimanfaatkan atau dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan. adapun biaya produksi antara lain yaitu : Biaya produksi merupakan semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksi perusahaan tersebut.

Macam macam biaya, yaitu : Biaya tetap yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan tidak memandang apakah perusahaan itu sedang menghasilkan barang atau tidak. Biaya tetap ini sangat penting bagi perusahaan karena akan mempengaruhi operasional perusahaan dalam hal penentuan tingkat pemaksimuman keuntungan.

Selanjutnya biaya variable : Biaya variable yaitu segala macam biaya yang dikeluarkan yang berhubungan dengan besar kecilnya unit produksi yang dihasilkan.

Berikut adalah pemaksimuman dalam suatu usaha, dalam menganalisis suatu usaha, harus memperhatikan yang namanya biaya produksi yang dikeluarkan dan hasil penjualan. Pemaksimuman keuntungan dapat dicari dengan dua cara, yaitu: membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total dan menunjukkan hasil penjulan marginal = biaya marginal.  Keuntungan merupakan perbedaan antara hasil penjualan total yang diperoleh lebih besar dari biaya total. Keuntungan akan mencapai maksimum apabila perbedaan diantara keduanya adalah maksimal. Jadi, keuntungan = hasil penjualan -- biaya total.  Imam al-Ghazali tidak menolak kenyataan bahwa mencari keuntungan adalah motif utama dalam perdagangan. Namun, dalam hal ini ada sesuatu yang menarik dari imam al-Ghazali yaitu mengurangi jumlah keuntungan dengan menjual harga lebiih murah akan meningkatkan volume penjualan yang mana akan berdampak pada meningkatnya keuntungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun