Mohon tunggu...
Susanti
Susanti Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Pendidikan IPA Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Topik konten yang saya minati adalah tentang pendidikan, sains, dan kepramukaan. Hobi membaca, menulis, dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Banyak Kasus Perundungan, Salah Siapa?

24 November 2022   05:29 Diperbarui: 24 November 2022   05:33 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perundungan merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti. Hal ini dilakukan secara terus menerus. Akhir-akhir ini banyak terjadi kasus perundungan yang dilakukan oleh anak usia sekolah. 

Akhir-akhir ini banyak kasus perundungan yang dilakukan oleh siswa yang tengah menjadi sorotan publik karena viral di media sosial. Diantaranya yaitu perundungan pelajar di Bandung, pembullyan siswa SD di OKU dan siswa yang menendang seorang nenek di daerah Tapanuli selatan. Hal ini tentu bertentangan dengan nilai sila ke 2  pancasila yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Tidak sesuai juga dengan karakter yang seharusnya dimiliki oleh seorang siswa. 

Ketika terjadi hal seperti ini siapa yang salah? siapa yang harus bertanggung jawab? Ya tentu saja  ini bukan waktunya untuk menyalahkan orang lain dan  bukan hanya tanggung jawab sekolah saja. 

Coba kita tengok kembali salah satu ajaran Ki Hadjar Dewantara yaitu Tri Pusat Pendidikan, dimana pendidikan tidak hanya dilakukan di sekolah tetapi juga dilakukan di rumah dan di masyarakat. 

Pendidikan di rumah merupakan fondasi dasar dalam membangun karakter anak. Sedangkan pendidikan di masyarakat merupakan perwujudan manusia sebagai makhluk sosial dimana ketika lingkungan masyarakat yang diikuti baik maka anak akan menjadi baik begitu juga sebaliknya. 

Dalam sehari anak usia sekolah lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah, ya ini menjadi tanggungjawab penuh bagi para pendidik di sekolah, tetapi ketika di rumah yang bertanggung jawab mendidik anak adalah orang tua dan keluarganya. Sedangkan di masyarakat yang bertanggung jawab adalah semua elemen masyarakat. 

Keberhasilan pembentukan karakter anak dipengaruhi oleh proses pendidikan yang dilakukan di rumah, di sekolah, dan di masyarakat. Hal ini tentu tidak mudah tetapi jika dapat bersinergi maka karakter anak yang baik bukan hal yang tidak mungkin untuk bisa terwujud.

Karena perlu diingat bahwa kerusakan karakter anak atau siswa dapat berpengaruh pada kerusakan negara karena mereka adalah calon generasi penerus bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun