Mohon tunggu...
Susan Riwu Bale
Susan Riwu Bale Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberian Edukasi Seks Bagi Anak Usia Dini 4 - 6 Tahun di Pumpungan III

5 Januari 2022   18:40 Diperbarui: 5 Januari 2022   18:44 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

05 Januari 2022, Susan Esterine Riwu Bale, Surabaya

Menur Pumpungan, Surabaya – Pemberian edukasi atau pendidikan seks di Indonesia masih sangat rendah prevalensinya, terutama bagi kalangan anak usia dini. Mayoritas orang tua di Indonesia masih menganggap edukasi seks sebagai hal yang tabu dan tidak penting untuk diajarkan kepada anak bahkan remaja. Sebuah riset tentang Kesehatan Reproduksi dan Seksual menunjukkan, 84 persen remaja berusia 12 – 17 tahun di 5 kota besar se-Indonesia belum mendapatkan pendidikan seks. Padahal edukasi seks seharusnya diberikan tanpa perlu menunggu anak memasuki masa puber.

Pendidikan seks bagi anak sudah sepantasnya dapat diperkenalkan sejak masa pendidikan anak usia dini dan disesuaikan dengan tahapan perkembangan usia anak dan hal ini merupakan sebuah tindakan preventif (Tabrīzī, 2003). Pendidikan seks pada anak sejak dini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dasar yang sesuai dengan norma agama kepada anak agar anak tidak memperoleh informasi yang salah tentang pendidikan seks dan memberikan benteng pertahanan diri kepada anak, agar anak tidak menjadi korban dari para pedofil (pelaku pencabulan anak) dan kaum Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).

Keadaan ini membuat salah satu mahasiswa peserta KKN dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Susan Esterine Riwu Bale, tergerak untuk membuat program kerja edukasi seks bagi anak usia dini, khususnya usia 4 – 6 tahun di wilayah domisilinya yaitu Jalan Pumpungan III RT 005 RW 02. Mahasiswi tersebut melaksanakan program pemberian edukasi seks bagi anak usia dini atas kerja sama dan persetujuan dari Ketua RT 005 dan beberapa orang tua yang ditemuinya saat melakukan analisis situasi di lingkungan tersebut.

Hasil dari analisis situasi berupa observasi yang dilakukan, mahasiswi peserta KKN UNTAG tersebut menemukan bahwa anak-anak di wilayah tersebut belum mendapatkan edukasi seks dari orang tua di rumah maupun guru di sekolah. Setelah dilakukan observasi pada anak-anak, mahasiswi peserta KKN tersebut melakukan wawancara sederhana dengan para orang tua. Inti dari wawancara tersebut adalah menanyakan apakah anak-anak sudah diajarkan edukasi seks. Mayoritas orang tua menanyakan kembali apa pentingnya edukasi seks untuk anak kecil (anak usia dini). Maka mahasiswi tersebut mengetahui penyebab mengapa anak-anak tersebut belum diberikan edukasi seks, yaitu karena orang tua yang tidak mengetahui peran penting edukasi seks bagi anak usia dini dan masa depannya.

Inisiatif mahasiswa peserta KKN tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan pengajaran edukasi seks bagi anak usia 4 – 6 tahun di wilayah RT 005 RW 02 Jalan Pumpungan III. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 (dua) hari, yakni pada tanggal 16 – 17 Desember 2021 dan bertempat di Mushola Al-Ikhlas. Materi edukasi seks diberikan sesuai dengan usia anak, oleh sebab itu terdapat pembatasan usia. Dalam pelaksanaannya, mahasiswi tersebut memakai alat peraga edukatif yang dibuat sendiri dengan tujuan membantu anak-anak dalam memahami edukasi yang diberikan. Selain itu, mahasiswi tersebut juga menyiapkan hadiah bagi anak-anak yang bisa menjawab pertanyaaan yang diberikan di akhir kegiatan. Pemberian hadiah ini sudah diberitahu di awal kegiatan, sehingga anak-anak lebih bersemangat untuk mengingat edukasi yang diberikan.

Pada hari pertama pelaksanaan, anak-anak diajarkan untuk mengenal bagian-bagian tubuh beserta namanya dalam bahasa Indonesia. Hal ini sebagai langkah awal memulai edukasi seks, sekaligus untuk meningkatkan perkembangan bahasa anak. Setelah itu anak-anak diberi tugas sederhana menggunakan alat peraga edukatif, yaitu mencocokkan potongan gambar tubuh dengan gambar tubuh yang yang sudah diberi garis penunjuk. Pada hari kedua, anak-anak diajarkan tentang bagian tubuh mana saja yang harus dilindungi dari sentuhan dan rabaan orang lain. Untuk mempermudah anak dalam mengingat, anak diajarkan bahwa bagian tubuh yang ditutupi oleh pakaian terutama pakaian dalam adalah bagian tubuh yang tidak aman untuk dipegang-pegang oleh orang lain.

Kegiatan memberikan edukasi seks bagi anak usia dini 4 – 6 tahun oleh mahasiswi peserta KKN UNTAG ini berhasil menambah pengetahuan anak-anak tersebut. Materi pertama dikatakan berhasil karena anak-anak dapat mengerjakan tugas pada APE kedua dengan cepat dan tepat. Materi kedua dikatakan berhasil karena anak-anak terlihat bersemangat dan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan benar. Semoga edukasi yang diberikan dapat terus diingat oleh anak-anak, dan diteruskan pengajarannya oleh orang tua seiring bertambahnya usia anak. Dengan demikian, edukasi seks tidak lagi tabu sehingga penerapannya dapat menekan angka kasus pelecehan dan kekerasan seksual di Indonesia.

#UntagSurabaya

#KitaUntagSurabaya

#UntukIndonesia

#UntagSurabayaKeren

#EcoCampus

#KampusKompeten

https://www.untag-sby.ac.id/

Penulis: Susan Esterine Riwu Bale, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun