Selanjutnya, pada masing-masing erlenmeyer yang telah berisi sampel minyak, ditambahkan 30 mL larutan asam asetat-kloroform (larutan tak berwarna) sehingga terbentuk 2 lapisan, pada lapisan atas larutan berwarna kuning kecoklatan sedangkan lapisan bawah laruan berwarna kuning muda.. Kemudian digoyang-goyangkan hingga sampel minyak terlarut sempurna. Sehingga terbentuk larutan berwarna kuning kecoklatan yang homogen, artinya minyak telah larut sempurna. Fungsi penambahan larutan asam asetar- kloroform yaitu memberikan suasana asam dan sebagai pelarut senyawa non polar. Minyak terlarut dalam larutan tersebut karena minyak merupakan kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang
terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar misalnya, Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut tersebut karena minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut tersebut.
Setelah itu ditambahkan 0,5 mL larutan KI jenuh (larutan tidak berwarna). Fungsi penambahan KI jenuh adalah untuk menentukan bilangan peroksida, karena KI akan dioksidasi peroksida menjadi 1 oleh peroksida Semakin banyak iod (12) yang dibebaskan maka semakin banyak peroksida dari dalam minyak.
Setelah ditambahkan larutan KI jenuh, kemudian campuran didiamkan selama 20 menit sambil sesekali digoyangkan. Sehingga terbentuk larutan berwarna jingga. Fungsi pendiaman selama 20 menit dan sesekali digoyangkan yaitu agar reaksi oksidasi berjalan sempurna. Dimana larutan KI jenuh akan teroksidasi oleh peroksida dari minyak dan membebaskan iod. Terbentuknya iod ditandai dengan perubahan warna menjadi kekuningan.
Kemudian setelah 20 menit, ke dalam masing-masing labu Erlenmeyer ditambahkan 30 mL. aquades (cairan tak berwarna) yang bersifat polar. Fungsi penambahan aquades yaitu untuk memisahkan fasa air dan fasa organik. Dalam hal ini senyawa yang bersifat polar akan larut dalam aquades, namun iod yang dibebaskan tidak akan larut dalam air karena iod bersifat nonpolar dan larut dalam KI.
Setelah itu iod yang dibebaskan dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N (larutan tak berwarna) sampai warna kuning hampir hilang, sehingga terbentuk 2 fasa dimana bagian atas larutan menjadi larutan berwarna kuning kecoklatan. jernih sedangkan pada fasa bagian bawah berupa larutan berwarna kuning minyak. Larutan Na2S2O3 merupakan agen pereduksi yang biasa digunakan untuk mereduksi iod (12) menjadi ion I. Warna kuning hampir hilang karena iod bereaksi dengan Na Sâ‚‚O membentuk iodida. Titrasi dihentikan setelah warna kuning hampir hilang, setelah itu ditambahkan indikator larutan pati 1% (larutan tak berwarna) sebanyak 0.5 mL. Penambahan pati 1% berfungsi sebagai indikator untuk mengetahui titik akhir titrasi. Pada percobaan ini larutan pati ditambahkan pada saat akhir titrasi mendekati titik ekivalen
KESIMPULAN
1.minyak akan larut dalam pelarut eter dan klorofom tetapi minyak tidak larut dalam pelarut alkohol
2.Volume titrasi mencapai titik ekivalen adalah 23.6 ml volume titrasi blanko 2.18
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H