Mohon tunggu...
susana nisa
susana nisa Mohon Tunggu... lainnya -

in the water one see's another face but in wine one behold with another heart

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

KAMAR APA TEMPAT SAMPAH

7 April 2012   14:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:55 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya ampyuuuun ( u nya panjangin sepanjang nafas kawan semua),mungkin itu kata pertama yang kalian ucapkan saat membuka kamar si mbah.Heh nenek Alin temanku sekampung di fanling sana,memang bikin kita gedek gedek kepala karena joroknya minta ampun.Dari kebiasaan mbogey alias ngupil dengan jari terbuka (memang jari ada penutupnya?hehehe),plus garuk garuk badan juga rambut yang setelah itu tanpa repot2 cuci tangan,bobo langsung memegang apapun termasuk bahan masakan untuk makan mereka berdua.Karena memang cuma ada Alin dan bobo di rumah tersebut.

Sebagai kungyan teladan(telat makan edan),Alin yang memang punya hobby nyeleneh yaitu demen banget cap ye alias merapikan sesuatu,segera punya ide brilian ketika melihat kamar bobo.Hari itu senin kebetulan bobo punya appointment dengan bala kurawanya (teman kongkow sekaligus rasan rasan saat di pasar), untuk yamcha di restoran.Setelah bobo hilang di bawa lift,segera teman kita ini menyingsingkan lengan baju,tak lupa membawa lap dan semua peralatan untuk cingkit atau bersih bersih.Dengan semangat memburu dolar, segera Alin beraksi mengobrak abrik kamar bobo.Di mulai dari ranjang atas yang memang khusus untuk naruh barang atau lebih tepatnya tempat sampah,karena hampir semua barang yang ada di situ sudah tak layak pakai tapi masih saja di simpan oleh bobo.Mungkin terpikir di benaknya untuk mendirikan museum ,agar setelah dia tiada anak2nya dapat mengenang dia lewat barang2 yang disimpannya tersebut.

Dan misi teman kita berlanjut kawan,dengan sarung tangan hitam berbahan latex plus masker dia mulai beraksi.Di bukanya satu persatu tas kresek yang di gunakan bobo untuk membungkus barang,di dalamnya ada panci hitam legam bekas terbakar alias gosong.lalu sumpit dan piring dari porcelain yang mungkin dulu berwarna putih gading, tapi sekarang menjadi kuning berbintik bintik hitam.Pun ada kipas angin tanpa kap penutup bagian depannnya,botol2 aqua dan kaleng minuman ringan yang penyok sana sini,semuanya berdebu dan kotor.

Selesai dengan ranjang atas,alin pindah ke area kolong tempat tidur dan Masya Allah, ternyata lebih parah dan kotor minta ampun.Karena di kolong tempat tidur bobo berserakan kotak2 bekas makanan yg di dalamnya masih ada bekas siyau,pun ada sisa sayur dan tulang.Sudah sepantasnya jika bangsa kecoak yang memang terlahir untuk hidup di tempat kotor,berkeluyuran dari pojok ke pojok seakan mengklaim bahwa kolong tempat tidur ini adalah daerah teritory mereka.Alin pun cuek dengan mereka dan seolah tak perduli melanjutkan aksinya.Kali ini dia menemukan sandal butut,kantong2 plastik juga kresek dan sisa pembungkus makanan ringan plus biskuit yang berserakan bercampur debu, yang owh my god tebal buanget.Alhasil selama 2 jam lebih Alin melakukan operasi pembersihan kamar bobo,dan berhasil mengumpulkan 4 karung sampah,yang tentunya dengan secepat kilat segera dia buang ke tempat sampah di ground floor. Sam sam atau petugas kebersihan gedung sampai geleng geleng kepala melihat sampah sebanyak itu.

Selesai,Alin kembali ke rumah dan menyelesaikan pekerjaan yang lainnnya.Tepat pukul setengah dua belas,si mbah pulang dengan menenteng ikan dan sayur, menu abadi makan siang juga makan malam mereka.Saat masuk kamar, di lihatnya bobo melongo.Mungkin dia heran kok kamarnya sekarang puadang njingglang,buersih n mengkilap plus semerbak harum pinus memenuhi ruangan. Dan satu komentar bobo yang bikin Alin melayang adalah, "A mui a ntar siang kamu gak usah masak ,kita ke pizza hut aku pengen makan mie gede2 yang di atasnya ada fange capnya,ngo jeng lei a!!", yang dia maksud adalah sphagetti, tapi bobo menyebutnya fei min hehehe.Dengan serentak aku menjawab " Hoaaa toce sai", dengan seringai puas karena kerjaku berkenan di hati sang nenek .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun