Teori humanistik adalah teori belajar yang memanusiakan manusia dan berpusat pada pribadi peserta didik. Pembelajaran lebih menekankan pemanfaatan potensi peserta didik agar menghasilkan sesuatu yang efektif dan meningkatkan kreativitas.Â
Salah satu prinsip teori humanistik adalah ketika orang yang belajar benar-benar mau melakukannya atau mempraktikkannya, belajar menjadi aktivitas yang bermakna.Â
Keterlibatan siswa melalui praktik membuat mereka mendapatkan hasil pembelajaran yang lebih mendalam. Teori humanistik muncul untuk mengatasi kekurangan dari teori behavioristik yang tidak mempertimbangkan sisi personal dan perasaan peserta didik.
David A. Kolb, seorang psikolog dan ahli teori pendidikan, adalah satu satu penganut teori humanistik. Beliau terkenal dengan teori belajar experiential learning.Â
Menurut Kolb, belajar merupakan sebuah proses saat pengetahuan diciptakan melalui perubahan atau transformasi pengalaman (Khanza, n.d.) . Teorinya tentang experiential learning dibagi menjadi dua tingkat, yaitu empat tahap siklus belajar dan empat gaya belajar.
Empat tahap siklus belajar tersebut adalah:
1. Concrete Experience
Pada siklus ini siswa mendapat pengalaman atau berada pada situasi yang baru atau mengalami kembali pengalaman yang sudah pernah terjadi. Kuncinya adalah keterlibatan siswa. Agar dapat memperoleh pengetahuan yang baru siswa harus terlibat aktif dalam kegiatan belajar.
2. Reflective Observation
Siklus selanjutnya adalah merefleksikan pengalamannya. Siswa dapat bertanya pada guru atau berdiskusi dengan temannya. Komunikasi yang baik adalah kunci untuk menjembatani perbedaan pemahaman.
3. Abstract Conceptualization