Mohon tunggu...
Susanna Purwaninastiti
Susanna Purwaninastiti Mohon Tunggu... Guru - Guru Les

Pernah mengajar di sekolah, pernah bekerja di hotel, kafe, dan mall.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Perkembangan Psikososial oleh Erik Erikson

26 November 2021   23:38 Diperbarui: 26 November 2021   23:40 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Erik Erikson adalah seorang psikolog yang mengembangkan sebuah teori perkembangan psikososial. Teori tersebut sangat terkenal dan memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam dunia pendidikan dan psikologi. Erikson percaya bahwa perkembangan kepribadian seseorang dapat diklasifikasikan dalam beberapa tahap.

Menurut Erikson, pengalaman sosial manusia memberi dampak sepanjang hidup manusia. Beliau kemudian mempelajari bagaimana interaksi sosial dan hubungan manusia memiliki peran dalam pengembangan dan pertumbuhannya. Setiap tahap yang dilalui manusia dipengaruhi oleh pengalaman yang dilalui pada tahap sebelumnya. Pengalaman yang dilalui pada tahap ini akan berpengaruh pada tahap perkembangan selanjutnya.

Di dalam setiap tahap manusia akan memiliki konflik yang menjadi titik balik perkembangannya. Jika mereka berhasil mengatasi konflik tersebut, maka mereka memiliki perkembangan yang baik dalam hidupnya. Namun, jika mereka tidak berhasil mengatasi konflik tersebut maka manusia mengalami kesulitan dalam mengembangkan dirinya.

Berikut ini adalah delapan tahap perkembangan psikososial yang dikenalkan oleh Erik Erikson;

1. Kepercayaan vs Kecurigaan

Tahap ini terjadi pada usia 0-1,5 tahun. Menumbuhkan kepercayaan adalah hal yang penting dalam tahap ini. Perasaan nyaman, kehangatan, keamanan dapat menumbuhkan kepercayaan bayi. Peran ibu menjadi sangat penting pada tahap ini. Kepercayaan bayi pada ibunya dapat ditingkatkan dengan tercukupinya kebutuhan bayi, seperti tidur dengan tenang dan makan dengan nyaman. Jika perasaan nyaman dan aman tidak tercukupi, akan menimbulkan sikap curiga pada lingkungan.

2. Otonomi vs Perasaan Malu dan Ragu

Tahap ini berlangsung pada usia 1,5-3 tahun. Tahap ini adalah tahap yang sangat penting untuk menumbuhkan kemandirian. Orang tua dapat mengizinkan anaknya untuk mengeksplorasi hal-hal di sekitarnya. Orang tua dapat bersikap tegas namun toleran. Menurut Erikson, perasaan sedikit ragu-ragu dan malu juga diperlukan untuk menumbuhkan sikap bijaksana dan memperhatikan kepentingan orang lain dalam melakukan sesuatu.

3. Inisiatif vs Kesalahan

Tahap ini berlangsung dari usia 3-5 tahun. Anak-anak didorong untuk menumbuhkan gagasan melalui kegiatan bermain. Pada tahap ini, anak-anak juga mulai berinteraksi dengan teman-temannya. Mereka dikenalkan dengan bagaimana mengelola gagasan tersebut dengan mewujudkan gagasan yang mereka miliki serta mengolah tantangan dari luar (interaksi denagn teman-temannya).

4. Kerajinan dan Inferioritas

Tahap ini berlangsung pada usia 6-12 tahun. Tugas penting dalam tahap ini adalah menumbuhkan semangat kerja keras dan menghindari perasaan rendah diri. Pada tahap ini area interaksi sosial bertambah luas. Anak-anak juga mulai dikenalkan pada pencapaian akademik. Oleh karena itu, guru dan orang tua harus berusaha memperhatikan kebutuhan anak-anak agar mereka dapat mencapai keberhasilan. Kegagalan ini dapat berakibat pada sikap rendah diri.

5. Identitas vs Kekacauan Identitas

Tahap ini berlangsung pada usia 13-20 tahun. Area interaksi sosial semakin luas lagi. Anak-anak mulai terjun di lingkungan masyarakat. Pada tahap ini, anak-anak menumbuhkan identitas pribadinya, semakin mengenal dirinya dan belajar bagaimana terjun di lingkungan masyarakat.

6. Keintiman vs Isolasi

Tahap ini berlangsung pada usia 20-40 tahun. Pada tahap ini, manusia dewasa mulai menjalin hubungan baik sebagai partner atau sahabat. Identitas pribadi yang kuat pada tahap sebelumnya memiliki peran penting. Kegagalan pada tahap ini dapat menyebabkan rasa terisolasi dan menyendiri.

7. Generativitas vs Stagnasi

Masa dewasa tengah ini berlangsung pada usia 40-60 tahun. Pada tahap ini manusia dewasa memberikan perhatian pada generasi yang akan datang dengan cara memiliki anak atau melakukan hal-hal positif yang dapat berguna bagi orang lain. Kebanggaan akan pencapaian, melihat anak-anaknya tumbuh, dan bahagia bersama partner adalah contoh pencapaian pada tahap ini.

8. Integritas vs Keputusasaan

Tahap ini terjadi pada usia di atas 60 tahun. Manusia kan melihat ke belakang. Melihat apa yang sudah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya. Jika semua tahap terlewati dengan baik, mereka merasa puas akan pencapaiannya. Atau mereka dapat mereasa menyesal telah membuang waktu sepanjang hidupnya jika tidak melakukan banyak hal.

Teori perkembangan psikososial ini hanyalah salah satu dari teori perkembangan kepribadian manusia. Teori ini memiliki kelebihan karena memberikan kerangka yang luas dalam melihat perkembangan manusia. Selain itu, kita juga dapat melihat bahwa interaksi sosial memiliki peran penting dalam perkembangan manusia.

Referensi :

Cherry, Kendra. (2021). Erik Erikson's Stages of Psychosocial Development. Verywell Mind, [www page], Erik Erikson's Stages of Psychosocial Development (verywellmind.com)

Diakses pada: 24 November 2021

Jaringan Psikologi Indonesia. (2013). Erik Erikson. Psikologi.net, [www page], ERIK ERIKSON | Psikologi.Net

Diakses pada: 24 November 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun