Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Indonesia yang digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam protokoler kenegaraan. Dalam protokoler kenegaraan, bahasa Indonesia digunakan sebagai alat komunikasi resmi antara pemerintah dan masyarakat, serta antara pemerintah dan negara lain. Dialek kebahasaan yang digunakan dalam protokoler kenegaraan adalah dialek bahasa Indonesia yang standar.Â
Dialek ini digunakan untuk menjaga keseragaman dan keformalan bahasa yang digunakan dalam acara kenegaraan. Dialek Bahasa Indonesia yang standar ini didasarkan pada pedoman baku bahasa Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Bahasa. Pedoman baku bahasa Indonesia mengatur penggunaan terkait Bahasa Indonesia secara baik dan benar, termasuk pada penggunaan tata bahasa, ejaan, juga kosakata.Â
Penggunaan dialek bahasa Indonesia yang standar dalam protokoler kenegaraan bertujuan untuk menjaga keseragaman bahasa yang digunakan dalam acara kenegaraan, menjaga keformalan bahasa yang digunakan dalam acara kenegaraan, dan meningkatkan citra pemerintah Indonesia di mata internasional.Â
Jakarta merupakan kota yang multikultural yang dihuni oleh berbagai suku bangsa dari berbagai daerah di Indonesia. Hal ini menyebabkan keragaman bahasa yang digunakan oleh masyarakat Jakarta. Selain bahasa Indonesia, masyarakat Jakarta juga menggunakan berbagai bahasa daerah, seperti Betawi, Sunda, Jawa, Melayu, dan lainnya. Bahasa-bahasa daerah ini digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jakarta.
Pada era awal kemerdekaan, bahasa Indonesia mulai digunakan sebagai bahasa resmi di Jakarta. Namun, bahasa daerah masih digunakan oleh masyarakat Jakarta dalam percakapan sehari-hari. Pada era Orde Baru, bahasa Indonesia semakin diutamakan dalam kehidupan masyarakat Jakarta. Namun, bahasa daerah tetap digunakan oleh masyarakat Jakarta dalam berbagai aspek kehidupan. Kemudian pada era reformasi, penggunaan bahasa daerah di Jakarta semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh kesadaran masyarakat Jakarta akan pentingnya menjaga keberagaman budaya Indonesia.Â
Perkembangan era seperti saat ini di era globalisasi tidak menutup kemungkinan penggunaan Bahasa Indonesia maupun bahasa daerah dapat tergeser penggunaannya. Dengan demikian perlu adanya tindakan pencegahan yang harus dilakukan. Sebagai contoh, penggunaan sisipan kata dalam percakapan sehari-hari seperti literally, which is, basically, prefer, actually, better, dan masih banyak kata lainnya yang diikuti dengan kata keterangan bahasa Indonesia. Fenomena tersebut marak terjadi, bahkan menjadi viral di media sosial terkait generasi milenial yang berada di kawasan Jakarta Selatan. Faktor yang menyebabkan hal tersebut diantaranya seperti pengaruh media massa baik yang berbentuk cetak maupun eletronik yang memiliki segmentasi anak muda.Â
Dengan hadirnya internet, tak menutup kemungkinan bagi penggunanya untuk mengakses berbagai bahasa lain sehingga mengimitasi bahasa yang dipakai oleh publik figur yang diikutinya dapat saja terjadi. Faktor lainnya yakni ketika banyaknya mahasiswa yang kembali dari studi di luar negeri yang telah terbiasa dalam menggunakan bahasa Inggris ketika berkuliah di sana, menyebabkan percampuran bahasa ketika kembali ke Indonesia karena merasa nyaman dan terbiasa dengan bahasa asing. Saat ini mungkin hal tersebut masih dianggap normal dan tidak terlalu berpengaruh. Namun, ancaman bisa datang dari mana saja dan dalam waktu yang tidak menentu.Â
Persoalan atas kepunahan Bahasa daerah tentu saja dapat berimbas pada kebijakan pemerintah secara nasional yang mana menghargai keberagaman dan turut untuk memajukan bahasa daerah dalam rangka melestarikan aset kultural bangsa pada bidang kebahasaan. Apabila proses kepunahan bahasa tersebut terus berlangsung tanpa adanya usaha untuk mempertahankan, mendokumentasikan dan melestarikannya, maka kita akan kehilangan aset kultural yang amat berharga bagi bangsa. Karena bahasa merupakan realitas budaya yang menjadi penutur sebuah bahasa manusia. Selain itu, ancaman punahnya bahasa daerah dapat menghilangkan nilai-nilai budaya yang terkandung pada bahasa tersebut.Â