Mohon tunggu...
Sonya Alkorisna
Sonya Alkorisna Mohon Tunggu... Guru - Sator Arepo Tenent Opera Rotas

DoubleO and family is Evrything

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sekilas tentang Teater Benggong dan Ata Baling Ite, Anak Golden Generation Pocoranaka

21 Maret 2021   09:47 Diperbarui: 21 Maret 2021   15:37 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alat musik tradisional Manggarai, Gong dan Gendang digunakan sebagai penyempurna penetasan| Dokumen Golden Generation

Berbulan-bulan beralalu sejak Covid-19 melanda Indonesia, banyak rencana kegiatan yang melibatkan kerumunan ditunda. Tingkat jumlah pasien positif Covid-19 meningkat meski telah menetapkan peraturan yang ketat yang melekat di ingatanan dan menjadi norma baru seperti belajar dari rumah, lock down, dan protokol kesehatan lainnya yaitu menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun dan memakai masker. Norma tersebut merambah hingga ke pelosok negeri termasuk di Desa Golo Nderu, Kecamatan Pocoranaka, Manggarai Timur, NTT.

Desa Golo Nderu yang juga termasuk sekolah dampingan Wahana Visi Indonesia ADP (Area Development Program) Manggarai Timur, sebelumnya telah memiliki kelompok anak Generasi Emas (Golden Generation) yang beranggotakan anak dan remaja yang tinggal di desa tersebut. Kelompok anak tersebut bersama tim WVI rutin melaksanakan kegiatan dan mendapatkan perhatian untuk memutuskan mata rantai Covid-19 dengan diberikan berbagai fasilitas pendukung seperti masker, tank air, sabun dan pendukung lainnya. Adapaun salah satu kegiatan kelompok anak Golden Generation yang berhasil dilaksanakan saat pendemi ini adalah pementasan teater.


Kelompok anak Golden Generation, dalam kesederhanaan dan berbagai kendala selain ketentuan membuat kegiatan saat pandemi seperti fasilitas dan cuaca ketika latihan tetap produktif dan kreatif membalut masalah dan perubahan sosial yang terjadi dalam karya seni teater yang berjudul Baling Ite dan Benggong. Sekilas teater Ata Baling Ite (Bahasa Manggarai) berarti orang terdekat, berkisah tentang masalah kekurangan air bersih di masyarakat disebabkan oleh masyarakat yang saling menyalahkan sehingga tidak kunjung menyelesaikan masalah malah menambah.

Selanjutnya Teater Benggong (Bahasa Manggarai) yang berarti kehilangan harapan.  Keadaan tersebut karena bergesernya makna tanah bagi masyarakat. Semula tanah subur dan memberikan kehidupan;  Sekarang karena keangkuhan manusia yang mental instan, menjual tanah dan angkuh menguasai tanah orang.

Kedua  teater tersebut apik dibawakan dalam perpaduan budaya Manggarai oleh anak-anak yang telah mantap setelah sebulan latihan. Setiap lakon seprti nyata, membius penonton sekaligus masyarakat setempat hadir di sekitar panggung terbuka, lapangan SDI Nggari pada Minggu,  21 Februari 2021, pukul 17.00- 19.00 WITa. 

Pentasnya teater sederhana dengan sound system, lighting, kamera, makeup, dan aksesoris  serba pinjam dari masyarakat serta dihadiahi cuaca cerah oleh Pencipta melipatgandakan syukur. Syukur karena meski baanyak tantangan berlahan tujuan kegiatan pementasan teater tersebut terjawab. Tujuannya yaitu mengurangi kejenuhan anak akibat pandemi. Selain itu, agar anak dan masyarakat (penonton) peka terhadap perubahan dan masalah yang terjadi dan sama-sama berpikir kritis cara menyelesaikannya pun mencegah masalah lain yang disebabkan oleh ego manusia yang mirip dalam teater.

Alat musik tradisional Manggarai, Gong dan Gendang digunakan sebagai penyempurna penetasan| Dokumen Golden Generation
Alat musik tradisional Manggarai, Gong dan Gendang digunakan sebagai penyempurna penetasan| Dokumen Golden Generation
 Lebih jauh, tujuan pentas dua teater perdana kelompok anak Golden Generation adalah menarik minat anak dan remaja lain yang belum bergabung. Dengan demikian pada kegiatan selanjutnya dapat menjangkau dan melatih anak sebagai generasi bangsa supaya selalu kreatif dan produktif dalam keadaan apapun. Tujuan mulia berbagai kegiatan yang melibatkan anak dan remaja dalam rumpun kelompok anak Golden Generation tersebut tentu tidak berjalan sendiri.  Kerjasama dari berbagai pihak seperti sekolah, desa dan WVI sangat dibutuhkan. Semoga Covid-19 segera berlalu sehingga ruang gerak kelompok anak Golden Generation dan semua orang untuk kebaikan bersama menjadi enteng.

***


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun