Dalam kalender pendidikan sekolah tempat saya mengajar tahun pelajaran 2020/2021 menetapkan awal tahun 2021, kembali belajar. Tepatnya pada Senin, 4 Januari 2021. Awal tahun 2021, kembali belajar sebagai awal semester dua setelah dua minggu (19 Desember 2020- 3 Januari 2021) libur semester satu sekaligus Natal dan tahun baru. Sebagai awal semester banyak hal yang harus dipersiapkan seperti pada tahun-tahun sebelumnya dan tetap adaptasi dengan kebiasaan baru akibat Covid-19 tentunya.
Persiapan yang dimaksud seperti,  membersihkan lingkungan sekolah, mengatur atau membereskan ruang kelas dan menyiapkan administrasi sekolah selama satu semester ke depan. Membersihkan lingkungan sekolah yang dimaksud adalah memotong rumput dan menata bunga pagar yang telah tumbuh tinggi. Beruntung sekolah kami mempunyai mesin potong rumput. Sehingga, pekerjaan jadi ringan dan waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan semua lingkungan sekolah butuh dua hari (pagi sampai sore).
Sedangkan saya dan rekan lain, menata pagar bunga dan menggaruk rumput yang telah dipotong supaya rapi. Terpenting supaya rumput tidak tumbuh subur  akibat pembusukan rumput yang telah dipotong.
Salah satu bangunannya, ada sejak Kabupaten Mappi satu dengan Kabupaten Merauke. Sedangkan 3 ruang kelas lainnya dibangun terpisah dari sekolah lama dengan berbagai pertimbangan selesai dibangun dan digunakan 2 tahun yang lalu. Membereskan atau mengatur ruangan kelas baru, mudah dan cepat  jika dibandingkan sekolah lama.
Kondisi ruangan yang sudah tua dan beberapa kaca jendela telah pecah membuat tikus masuk dan merusak beberapa buku di kelas.Â
Tikus-tikus hutan itu juga, menghasilkan kotoran di mana-mana, sehingga harus mengepel lantai  dibantu siswa kelas tinggi untuk menimba air sungai pun sumur. Kemudian diakhiri menata ruangan kelas, sedemikian rupa agar  jarak sesuai protokol pelaksanaan pelajaran tatap muka yang beralaskan selama Covid-19.
Pertemuan ini dilaksanakan sekaligus mengecek administrasi sekolah yang wajib dimiliki guru. Selain itu menegaskan kembali protokol pelaksanaan belajar selama adaptasi kebiasaan baru.
Adaptasi kebiasaan baru sekolah kami persis seperti sekolah lainnya yang mengadakan pembelajaran tatap muka yaitu mencuci tangan pakai sabun, memakai masker dan menjaga jarak.Â
Meski terdapat tantangan untuk menerapkannya, sekolah kami tetap coba adaptasi kebiasaan baru sejak Agustus 2020 sesuai edaran Dinas Pendidikan dan Pengajaran setempat yang menetapkan sekolah kami dapat menyelenggarakan belajar tatap muka karena zona hijau.
Alasan logisnya, letak kampung yang jauh dari arus keluar masuk dan tidak ada pelaku perjalanan keluar pun masuk daerah zona merah. Hal itu  berlanjut pada tidakan masyarakat yang tidak memakai masker yang dibagikan pemerintah melalui Aparat Kampung dan melaksanakan protokol kesehatan yang gencar disosialisasikan Petugas Kesehatan puskesmas  (Perawat) dan Pihak Keamanan (Polisi) distrik.
Tindakan masyarakat tersebut kemudian mempengaruhi tingkah laku anak mereka yang juga siswa di sekolah. Kerap kali siswa di sekolah tidak memakai masker yang dibagikan sekolah dengan alasan basah karena cuci dan lupa.Â
Mengatasi hal itu, sekolah menyiapkan cadangan maker yang bertulis nama siswa dan dicuci siswa sendiri pakai deterjen ketika pulang sekolah agar tetap bersih ada hari berikutnya.
Plus lingkungan asri membuat betah dan tidak sabaran memulai belajar dan mengajar bersama siswa. Akhirnya semoga seluruh siswa seluruh Indonesia tetap antusias mengawali belajar tahun 2021.
Memes, Papua, Â 3 Januari 2021
Salam Edukasi,
S. Alkorisna, Guru Penggerak Daerah Terpencil (GPDT) Mappi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H