Kepuasan traveling bagi saya tidak bisa diukur dengan uang. Jadi setiap ada kesempatan akan digunakan untuk traveling, setidaknya sekali dalam setahun ke tempat-tempat yang menurut saya unik dan menarik--tapi memang lebih banyak traveling ke luar negeri karena tentu suasana dan kebiasaan tiap negara berbeda-beda yang selalu menggoda insting petualang saya untuk melihat hal-hal baru. Apalagi, bila pergi ke negeri jauh yang iklimnya sangat berbeda dengan Indonesia. Karena menurut saya setiap tradisi dan budaya berasal dari cara kita  berinteraksi dengan alam tempat kita tinggal, seperti makanan, pakaian, rumah, profesi pekerjaan, dan lain lain.
Bila dihitung mundur sudah hampir 15 tahun saya sering traveling ke luar negeri untuk liburan yang dimulai sekitar Asia Tenggara.
Kemudian lebih jauh mengunjungi negara negara di Asia Timur yang mempunyai 4 musim tiap tahun dan selanjutnya pergi ke beberapa negara di Eropa Barat dan Timur, yang cuacanya lebih ekstrem dari Asia.
Semua tempat meninggalkan kenangan yang kadang tanpa disadari bisa menghibur saat saya sedang gabut walau hanya dengan melihat foto foto lama ketika traveling dan tentu menjadi pengalaman yang tidak akan bisa dilupakan seumur hidup.
Kadang saya pergi traveling sendiri tapi lebih sering bersama group, tentu dengan berbagai alasan dan pertimbangan.
Biasanya saya pergi sendiri bila pergi ke negera yang hanya membutuhkan pengurusan visa di airport kedatangan seperti semua negara ASEAN dan beberapa tempat di Asia Timur seperti Hong Kong dan Macau.
Kelebihan bila kita solo traveling, mempunyai waktu bebas yang tidak terikat schedule dengan orang lain sehingga bisa puas berekplorasi apalagi sekarang semua informasi bisa mudah ditemukan lewat internet sehingga kita bisa menyiapkan itinerary sebelum berangkat ke negara tujuan. Tapi nanti siapa yang akan foto selama kita di sana?
Tenang, selama Anda bisa English sedikit, kita bisa minta tolong dengan sesama turis yang akan banyak kita temui di tempat wisata, dan kalau beruntung bisa bertemu dengan traveler yang senang hati tanpa disuruh menjadi pengarah gaya, hehehe.
Saat traveling sendiri, saya selalu menggunakan sarana transportasi umum seperti bus atau kereta, baik yang mempunyai sistem konvensional maupun kereta dengan sistem modern karena ingin merasakan langsung atmosfir di antara orang lokal dan tentu lebih hemat daripada naik taksi, kadang bila tidak hati-hati bisa dimanfaat oleh supir nakal melewati rute yang paling jauh yang menguntungkan mereka.
Biasanya saya dikira orang Philipina atau India oleh mereka tapi pernah juga dikira orang Korea oleh sesama traveler dari Indonesia mungkin karena gaya berpakaian saya, hahaha.Â
Sejauh ini tidak mempunyai pengalaman yang membuat kapok selama traveling sendiri, malah lebih banyak bertemu dengan orang-orang yang ramah.
Saya pernah ditolong orang baik hati saat salah naik bus di Hong Kong yang mengantar saya sampai ke depan tempat penginapan dan sering dikasih diskon oleh kakek penjual buah di sana, serta ditolong oleh polisi di Macau saat tersesat di jalan.
Tapi sempat mempunyai pengamalam memalukan saat pertama kali naik kereta dari airport ke pusat kota di Tokyo karena salah naik gerbong tapi kondekturnya tidak marah malah tertawa-tawa yang membuat saya semakin malu dan dia tidak menyuruh saya pindah tempat duduk, karena memang saat itu kereta sedang sepi.
Pernah juga ditegur oleh petugas di Singapura karena membawa segelas minuman instan yang baru saya beli ke dalam stasiun MRT yang terpaksa harus saya buang karena minumannya masih panas.
Saya pernah mencoba berbagai macam group traveling yang salah satunya backpaker bersama teman-teman yang semuanya perempuan. Jangan beranggapan semuanya berjalan lancar karena sudah akrab dan saling mengenal satu sama lain, tapi situasi dan kondisi di sana kadang bisa menyebabkan chaos.
Contohnya berebutan colokan listrik untuk charger HP atau dulu-duluan bangun tidur biar bisa pakai kamar mandi paling awal atau lampu harus mati atau nyala saat tidur juga bisa jadi masalah makanya saya selalu membawa kacamata tidur dan bantal kecil tiap traveling.
Juga soal selera makan yang berbeda dan ada yang mau irit sehingga tidak enak hati bila harus makan sendiri jadi harus membeli makanan lebih agar bisa dimakan ramai-ramai hiks.
Tapi seru karena bisa bergantian foto foto dan bercanda sepuasnya sampai pernah ditegur oleh penumpang lain karena berisik di kereta atau mengomentari cowok ganteng di jalan tanpa merasa bersalah karena mereka tidak mengerti bahasa kita hahaha.
Pernah juga traveling lewat group open trip yang sekarang banyak ditawarkan di media sosial yang penyelengaranya merangkap sebagai tour leader yang akan mendampingi kita selama traveling. Biasanya kita akan diundang untuk bergabung WAG bersama dengan semua peserta yang lain termasuk dengan local guide di negara tujuan yang akan memberikan segala informasi mengenai keadaan di sana seperti cuaca, pakaian yang cocok sesuai musim, pilihan tempat wisata dan tempat menginap sampai rekomendasi tempat oleh oleh yang murah.
Kami juga bertemu menjelang keberangkatan biar katanya lebih akrab dan kompak selama traveling. Jenis open trip ini biayanya lebih murah karena mungkin tidak dikenakan pajak perusahaan dan memang itu yang menjadi daya tarik orang menggunakannya tapi jadi sulit untuk komplain apabila fasilitas yang diberikan tidak sesuai dengan yang kita bayangkan.
Karena mengusung sebagai traveling murah, maka dilakukan saat low season diluar musim liburan pada saat tiket pesawat murah dan tempat penginapan sedang sepi.
Sebelum ikut group traveling jenis ini, lebih baik cari dulu informasi yang sebanyak-banyaknya tentang penyelenggaranya untuk menghindari hal hal yang tidak kita harapkan.
Selain itu, saya pernah ikut traveling lewat travel agent resmi saat musim liburan dan saat low season. Untuk traveling ke luar negeri mempunyai musim liburan atau high season yang  jatuh tiap bulan Desember karena menjelang Natal dan tahun baru.
Kmudian bulan Mei saat musim semi dan bulan Juli dan Agustus saat musim panas, berbeda dengan musim liburan di Indonesia yang puncaknya saat liburan Lebaran dan liburan anak anak sekolah.
Peserta traveling musim liburan lebih banyak di dominasi oleh keluarga beserta anak anaknya. Kalau peserta traveling low season, biasanya pasangan suami istri yang mau bulan madu kesekian dan traveler yang pergi sendiri.
Pergi traveling lewat agen resmi memang lebih terjamin fasilitasnya terutama soal tempat menginap dan tempat makan sehingga kita tidak perlu pusing memikirkan menu makan tiap hari karena memang sudah termasuk dalam biaya tur.
Dan didampingi oleh tour leader profesional yang tentu telah mempunyai panduan SOP dari perusahaannya sehingga bila terjadi masalah di perjalanan seperti pesawat cancel tiba-tiba padahal sudah di airport transit, bagasi nyasar ke negara lain atau passport hilang akan membantu kita menyelesaikannya dengan cepat. Harganya bisa lebih murah bila kita mau berbagi kamar dengan orang lain, nah itu tergantung kita apakah siap satu kamar dengan orang asing.
Kalau pergi bareng group traveling, kita harus tertib mengikuti jadwal perjalanan dan tepat waktu  bila tidak mau dikomplain semua orang dan harus siap bertoleransi dengan orang lain karena pesertanya dari berbagai latar belakang yang berbeda usia, profesi, hobby dan tujuan traveling. Yang berjiwa petualang  akan betah berlama-lama di tempat tempat bersejarah seperti museum apalagi museum seni tapi orang yang  berjiwa turis biasanya malas masuk museum dan akan menunggu diluar sambil cekrak cekrek untuk buat status di media sosial dan sering terlambat di titik kumpul bila sudah masuk masuk mall karena sibuk shopping hahaha
Apapun jenis travelingnya, baik solo traveling atau group traveling, sebaiknya jangan lupa menyiapkan travel insurance kemanapun kita akan pergi dan selalu waspada dimanapun kita berada apalagi di negara orang.
Saya merasa lebih produktif dan optimis tiap selesai traveling tapi sebal bila ada yang bilang saya traveling karena mau healing.
Menurut saya kurang tepat bila tujuan traveling dikaitkan dengan orang yang fisik dan jiwanya lemah, justru dibutuhkan fisik dan mental yang fit untuk bisa traveling apalagi yang jaraknya ribuan kilometer dari tanah air yang mempunyai cuaca dan iklim yang sangat extrem, iya apa iya?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H