Mohon tunggu...
Susi Susanti
Susi Susanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWi UIN SMDD

Perkenalkan nama saya susi susanti panggilan susan tanggal lahir 09 januari 2002.. Selagi ada usaha pasti ada jalan pintasnya..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Lingkungan Pertemanan yang Toxic

9 September 2022   14:44 Diperbarui: 9 September 2022   20:23 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

jenis-jenis orang toxicKONTROLERhanya peduli pada diri mereka sendiri kurang empati benar-benar percaya bahwa mereka lebih baik daripada semua orang di sekitar mereka

mencoba mengendalikan segalanya di sekitar mereka perlu bertanggung jawab atas setiap keputusan yang membuat Anda merasa seperti kamu tidak bisa melakukan apapun dengan benar

Drama. 
umpan dari gosip dan drama drama seperti "mengikuti mereka" (mereka menempatkan Anda pada posisi yang tidak nyaman

- menguras energi Anda, membanjiri Anda dengan kebohongan menciptakan masalah dan memberi makan pada negatif mengkritik dan membully Anda

• pembohong kompulsif

tidak bisa bahagia atas rejeki orang lain selalu memanipulasi dan menyalakan Anda master perjalanan rasa bersalah meminimalkan orang lain untuk merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri dikutip dari i.Funny.co

Upaya untuk menjaga diri dari manusia-manusia yang toxic  bukanlah dengan menghindarinya. Karena jika hanya dengan menghindar, kamu akan keracunan lagi saat tak sengaja harus bertemu.
 Cara terbaik untuk menjaga diri dari manusia-manu sia yang beracun adalah dengan meyakinkan diri sendiri bahwa sekuat apapun racun mereka, kamu akan tetap baik-baik saja meski sedang harus tak berjarak sekalipun. Apalagi dilingkungan perkululiahan diamana kita harus tetap temenan walaupun udah enek banget sama kelakuannya.
 
Keyakinanmu adalah imunitasmu sendiri. Saat kamu yakin kalo kamu kuat, saat itu kamu sudah dua kali kuat. Kenapa dua kali? Karena kuatmu yang pertama sudah dilihat orang lain sejak lama, namun kamu belum menyadarinya.

 Di saat kamu merasa marah dan sangat benci pada sesuatu namun kamu tidak mampu untuk mengubah apapun, di situ adalah saat di mana kamu harus bisa menerima keadaan. Namun sebenarnya masih ada dua hal yang bisa kamu ubah untuk setidaknya menyelamatkan dirimu sendiri yaitu cara berpikir dan letak sudut pandang.

Terlalu sedih dan terpukul dengan pengalaman itu. Dan kadang, meskipun sudah cerita ke org terdekat, sampai menangis sesegukan, luka itu ternyata sudah bikin palung didalam diri sendiri tanpa mereka sadar. Mereka ga sadar kalo luka itu menggerogoti kesehatan jiwa dan pikiran mereka.

Yang paling Miris, mereka suka mengira kalau mereka selama ini baik2 aja dengan semua kelakuan nya itu. Atau dengan bersikap bodoamat.

Kita sering terlalu berusaha membuat sekeliling kita bahagia. Memprioritaskan kebahagiaan orang lain secara berlebihan.Apapun dilakuin, yang penting pokoknya orang lain bahagia dulu..Sampai akhirnya kita sendiri pun lupa; Kita lupa... kalau kita sendiri juga sebenarnya perlu untuk bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun