“Wanita (biasanya) dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka utamakanlah yang baik agamanya, niscaya kamu akan beruntung” [HR. Al-Bukhari (5090) dan Muslim (1466)].
Biasanya laki-laki hanya berhenti sampai kiretaria cantik. Ini wajar, mengingat istrinya adalah mahluk yang akan ia lihat saat membuka mata ketika bangun tidur sepanjang hayatnya. Kecantikan wanita menyejukkan bagi lelaki.
Dalam tradisi jawa, juga dikenal bebet-bibit-bobot. Terkadang laki-laki hanya berhenti sampai kriteria nasabnya, anak keturunan
siapa.? Karena wajar, dia menginginkan anak keturunannya bukan berasal dari keturunan tukang maling atau tukang nipu atau malah tukang korupsi misalnya.
Pun demikian, laki-laki biasanya berhenti sampai kriteria hartanya. Kita bicara tentang kehidupan bersama, dimana semuanya perlu “modal.” Istri yang memiliki harta memudahkan permulaan mahligai rumahtangga.
Dalam hadits tersebut, prioritas kriteria yang harus dipilih adalah yang baik agamanya. Karena cahaya agama, ahlak istri yang baik dan shalehah akan menutupi kekurangan tiga kriteria lainnya. Mengapa istri yang shalehah?
Istri shalihah adalah perhiasan terbaik didunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, dunia itu perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia yaitu istri shalihah (HR. Muslim No.1467).
Istri shalihah merupakan tanda kebahagiaan. Rasulullah Shallallohu 'alaihi Wassalam bersabda: "empat perkara termasuk kebahagiaan: istri yang shalihah, tempat tinggal yang lapang, tetangga yang baik dan kendaraan yang nyaman.”
Istri adalah calon ibu bagi anak anak kita (insyalloh), jika istri kita adalah perempuan sholehah maka akan tumbuh ditengah kita anak-anak yg shalih-shalihah dan jika sebaliknya maka akan tumbuh anak anak yang jelek atau durhaka.
Terakhir, ibu adalah madrasah (sekolah) anak-anak kita. Jika Istri sudah disiapkan keshalihahan maka akan menghasilkan putra-putri yang shalih-shalihah.
Maka, seyogyanya seorang laki laki mencari perempuan yg sholehah sebagai calon ibu bagi anak-anaknya dan mendidiknya dengan ajaran islam yg benar sebagai pondasi pernikahan yang kelak akan menghasilkan keturunan yg sholeh sholehah. Aamiin.
Lalu, bagaimana pedoman perempuan memilih seorang suami?