Mohon tunggu...
Apriana Susaei
Apriana Susaei Mohon Tunggu... Administrasi - senang menulis apa saja

sedikit pengalaman, kurang membaca, jarang belajar dari orang lain, banyak merenung dan senang menulis apa saja

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Gen Z dan Kencan Pertama

26 Mei 2024   12:33 Diperbarui: 30 Mei 2024   19:04 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kencan Pertama (pexels.com)

Sebuah cuitan mengenai tempat kencan di X tiba-tiba lewat pada lini masa akun saya. Cuitan ini menuai berbagai komentar mengenai kencan pertama. 

Cuitan tersebut telah dikomentari lebih dari 1.500 balasan. Terlepas dari kelompok usia yang berkomentar pada cuitan tersebut, menarik jika kita sedikit melihat bagaimana gen Z merespon fenomena kencan pertama. Lalu, mengapa generasi Z (gen Z)?

Kelompok usia gen Z adalah kelompok usia yang paling mungkin sedang merasakan kencan pertama saat ini.  Menilik data Kompas  yang diambil dari data BPS tahun 2020, kelompok ini memiliki rentang usia 15-19 dan 20-24. Selain itu, kelompok ini mendominasi komposisi penduduk indonesia dengan persentase sebesar 27,94 persen.

Kembali ke cuitan tadi, bisa jadi cuitan tersebut telah dilihat, di-repost dan dikomentari oleh sebagian besar gen Z, mengingat dominasi pengguna internet saat ini didominasi oleh gen Z. Hal itu didukung oleh data Kompas, disebutkan kelompok usia yang paling banyak terkoneksi internet adalah gen Z dengan capaian 34% dari seluruh total pengguna internet.

Untuk itu, menarik untuk melihat pandangan gen Z tentang kencan pertama, sebagai kelompok masyarakat yang dominan saat ini.

Gen Z suka yang simpel

Ulasan Kompas menjelaskan, tempat kencan pertama bukanlah soal utama bagi gen Z. Dalam urusan berpacaran, gen Z tidak mau yang rumit, tak mau susah, ingin transparan dan tulus. Dalam laporan tersebut, mereka lebih memprioritaskan pada cinta diri sendiri dan mencari orang yang tidak ribet juga.

Mereka disebut tidak mau melewati proses rumit saat berpacaran, deg-degan yang terlalu lama dan tidak jelas seperti generasi orangtuanya saat pertama kali kencan, mereka lebih banyak  tergantung pada aplikasi kencan. 

Bagi mereka, aplikasi kencan merupakan media untuk terhubung dengan orang-orang yang berpikiran sama, berbagi harapan dan tujuan dalam hubungan mereka. Namun, penggunaan aplikasi kencan ternyata berbeda antar negara.

di Indonesia sendiri, pengguna aplikasi kencan terbanyak adalah kelompok milenial muda, lalu diikuti dengan oleh gen Z. Alasan mereka menggunakan aplikasi kencan terutama untuk mencari teman mengobrol.

Urusan simpel ini juga mengingatkan saya pada cuitan sebuah akun yang muncul di lini masa saya kemudian, cuitan itu tentang pandangan anaknya (kemungkinan gen Z). 

Baginya, kencan pertama memang tak harus langsung ke coffee shop, ada baiknya malah diajak ke taman, tempat  yang ramai, agar tidak macam-macam tuturnya. Jika cocok, Coffee shop hanya jadi tempat kencan berikutnya.

Jika harus bertemu, coffee shop memang juga bukan pilihan utama sebagai tempat kencan pertama. Josephine Hansom dari Savanta menjelaskan, sejak selesai pandemi  tahun 2021 , hampir 60% gen Z menyebut pergi keluar hanya untuk makan merupakan pilihan utama untuk kencan pertama.

Siapa yang membayar?

Jika telah selesai memilih tempat kencan, urusan lainnya yang tak kalah penting bagi gen Z adalah siapa yang harus membayar? Tulisan Santul Nerkar dari New York Times  tahun 2024 menunjukkan bahwa norma lama tentang kencan bagi gen Z masih berlaku, dimana pria cenderung membayar tagihan lebih dari yang dilakukan wanita saat berkencan.

Scott Bowen, seorang pria akuntan berusia 24 tahun di Charlotte, NC, yang diprofilkan dalam artikel tersebut mengatakan bahwa meskipun dia ingin melihat status quo berubah, dimana pasangan saling membayar satu sama lain (split bills), namun orang tuanya telah menekankan bahwa dia harus membayar untuk kencan ketika dia tumbuh dewasa.

Kebutuhan perempuan gen Z untuk saat ini terbilang tinggi. Untuk itulah mereka merasa, jika kencan pertama prialah yang harus membayar. Setidaknya temuan itu dijelaskan oleh BBC Sounds.


Di lain pihak, menurut Kompas, meskipun laki-laki yang membayar saat kencan adalah sikap yang baik, namun hal ini akan berdampak pada hubungan dalam jangka panjang.

Pada akhirnya, semuanya kembali pada masing-masing pasangan. Hal-hal yang simpel, tempat dan juga dana dapat menentukan kesan kencan pertama bagi gen Z. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun