Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim (Ayat ke 17). Dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin. (Ayat ke 18).
Berderai air mata saya, menjalar pada labirin saluran-saluran di kepala, terurai jatuh, panas terasa di dada dan pelupuk mata. Saya tahan, tapi tak mampu, ingus mulai mengendus, turun lurus, dari hidung yang mulai basah.
Egois sekali manusia ini, sombong sekali manusia ini, tidak ada rasa kasihan dalam hati ini. Manusia ini banyak meminta, lemah, terus berharap tanpa sekalipun bersyukur, tanpa pernah melihat orang lain yang sedang mengalami kesusahan, yang butuh pertolongan, anak yatim dan orang miskin.
Tamak sekali manusia ini, mencintai harta benda dengan rasa cinta yang berlebihan. Allah benar-benar menguji dengan perumpaan perdagangan di sisi Allah, yaitu menyantuni anak yatim dan orang miskin.
Sontak setelah sholat subuh, saya segera membuka aplikasi donasi. Mencari anak yatim piatu dan orang miskin yang membutuhkan. Hanya itu yang bisa saya lakukan.Â
Maafkan hamba, yang masih menjadi orang yang pandai mengeluh. Sanubari kemanusiaan saya yang jarang tersentuh. Tuntun hamba untuk terus patuh.Â
karawang, 8 Mei 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H