Semur tempe biasanya dimasak serupa dengan semur daging sapi, diolah dalam kuah berwana coklat pekat, legit dengan rasa manis. Rasa manis tersebut berasal dari kecap manis yang dipadu dengan bawang merah, bawang bombay, pala dan cengkih.
Saat ini penggemar tempe diperdebatkan dengan jenis tempe yang terbaik, yaitu tempe yang berasal dari Genetically Modified Organism (GMO) dan Non GMO. GMO diasosiasikan dengan rekayasa genetik, dimana material genetik (DNA) kedelai sebagai bahan dasar pembuatan tempe sudah secara sengaja direkayasa, bukan kedelai yang di produksi secara alamiah.
Pada kenyataannya tempe dan tahu yang diproduksi di Indonesia mayoritas saat ini menggunakan kedelai impor yang direkayasa dari Amerika. Saat ini, dampak negatif dari produk pangan hasil rekayasa genetik masih diperdebatkan. Menurut Vinora, (2020) belum ada bukti yang jelas bahwa produk pangan rekayasa genetik dapat menyebabkan dampak negatif yang lebih jauh seperti kanker.
Pandangan masyarakat terhadap produk pangan yang berasal dari rekayasa genetik masih berbeda-beda. Kedepan, nampaknya penggemar tempe perlu memperluas pengetahuan mengenai produk-produk rekayasa genetik termasuk tempe agar tidak terjadi disinformasi.
Namun, terlepas dari kontroversi itu semua, tempe itu favorit, No Debat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H