Mohon tunggu...
Suryo Prakoso
Suryo Prakoso Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

student of ITS

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perang Palestina vs Israel “Konflik” Sesungguhnya atau Hanya Sekedar “Permainan”

23 Juli 2014   22:47 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:25 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jikalau melihat konflik antar dua negara in, yaitu palestina dan israel. Maka kita mau tak mau harus mengakui bahwa konflik ini terjadi secara kontinu dan terus menerus, tapi apakah kita tak menyadari beberapa faktor yang ada dibelakang konflik tersebut yang nanti ujung-ujungnya hanyalah sebuah permainan belaka yang didalam permainan tersebut hanya sekedar sebuah strategi dan taktik yang nantinya hanya untuk memerdekakan suatu golongan saja.
Pertama kita harus tau apa itu perang dan bagaimana perang harus dijalankan. Perang disini dibedakan menjadi 2 mnurut Tan Malaka.

1. perang penindasan
Perang penindasan adalah perang yang bertujuan untuk menguasai suatu daerah ataupun ssautu sumber yang didalamnya bisa menjadi suatu sumber daya bagi kita untuk memakmurkan negeri atau diri kita sendiri, bahkan lebih parahnya perang tersebut bisa juga untuk memakmurkan kantong atau pundi-pundi bagi sebagian orang saja, atau bahkan sebagian individu saja.

2. perang kemerdekaan
Perang kemerdekaan adalah perang dimana suatu bangsa membela negara sendiri atau dimana suatu kelompok membela dan mempertahankan negaranya atau wilayahnya yang disana bertujuan untuk memakmurkan rakyat yang ada di lingkungan tersebut atau wilayah tersebut.
Dari dua jenis perang tersebut jelas yang paling suci adalah perang kemerdekaan. Dikarenakan setiap manusia di dunia ini berhak untuk memperoleh kemerdekaan. Namun harus kita pelajari juga bahwa perang itu juga harus “pintar” dalam hal ini perang tak boleh ada kata berkelanjutan. Perang dikatakan berhasil apabila menang secara mutlak dan dalam waktu yang singkat. Maka dari itu, ada beberapa unsur perang yang harus selalu dijaga oleh jendral atau pemimpin perang, agar perang menjadi efisien dan efektif.
1. wilayah
2. SDM
3. senjata
4. waktu

Secara garis besar, perang harus mengikuti keempat unsur tersebut. Jika tidak, maka p[ercuma saja berperang karena jika keempat unsur tersebut tak diikuti, perang akan menghasilkan sebuah kerugian yang besar.

Wilayah, peperangan yang baik harus mengetahui unsur wilayah agar, ketika menyerang ataupun bertahan, pasukan yang dipimpin tak akan kehilangan banyak logistik dan waktu serta tenaga yang akan terbuang . dan akhirnya nanti suatu peperangangan hanya menjadi sia-sia meskipun hasilnya adalah kemenangan , namun kemenangan yang didapat tak efisien dan menghabiskan banyak biaya.

SDM secara garis besar seharusnya tidak penting bagi perang gerilya, akan tetapi SDM ini dibutuhkan dalam perang tipe serangan cepat dan tipe serangan parit/benteng. Sumber daya manusia yang baik adalah penting dikala kekuatan sudah diketahui dan kita mengetahui bahwa jumlah SDM yang kita bawa efektif untuk memenangkan suatu perang, perang juga butuh pengorbanan, yang paling sedikit berkorban tapi memenuhi hasil yang maksimal akan menghasilkan suatu perang yang efektif.

Senjata, disini jelas jumlah dan kemampuan serta penempatan senjata harus efektif untuk memenangkan suatu pertarungan atau peperangan. Kita tidak mungkin menggunakan bambu runcing untuk melawan pesawat fighter. Kemampuan senjata bukan diartikan sebagai kempuan atau kecanggihan senjata saja, akan tetapi juga kemampuan sang pengguna senjata untuk memanfaatkan senjata tersebut agar lebih efisien.

Tempo, jika sutu perang hanya didasarkan atas penyerangan yang cepat dan tanpa perhitungan yang efektif dan efisien tentang kekuatan politiuk maupun logistik musuh, dipastikan yang tidak bisa mengatur tempo perang akan terseleksi dengan sendirinya dan sudah dipastikan akan mengalami suatu kemunduran atau suatu kekalahan dalam perang tersebut.
Dari penjelasan secara umum saja tentang perang diatas maka disini sangat diperlukan ketepatan serta kecermatan dalam persiapan maupun tindakan dalam melalui perang tersebut. Jika kita melihat konflik israel vs palestina, apakah kriteria peperangan tersebut sudah masuk?. Mari kita bahas satu persatu, dari bagian wilayah, SDM, senjata, dan Waktu.

1. wilayah : apabila kita melihat wilayah palestina dan israel yang berupa sabana dan padang tandus maka, jika israel ingin langsung menang dengan mudah, maka israel akan melancarkan serangan darat secara gencar untuk menghancurkan hamas supaya kemenangan dapat dengan mudah jatuh ke tangan israel. Begitu juga dengan hamas yang dalam posisi seperti ini seharusnya mengambil keuntungan untuk mempertahankan wilayahnya dengan cara gerilya, namun apa yang dilakukan hamas hanya membuang-buang uang saja, karena hanya membombardir pertahanan israel yang dilindungi oleh iron dome dengan rudal. Kapan menangnya kalau Cuma pakai cara tersebut untuk kedua pihak yang bertikai?.

2. SDM : sangat erat dikaitkan dengan jumlah penduduk. Untuk perbandingan saja, jumlah penduduk israel pada 2012 adalah 7, 908 juta, sedangkan palestina memiliki jumlah penduduk 1, 2 juta saja. Silahkan berpikir sendiri, siapa yang harus memenangkan peperangan dengan cepat dan taktis. Selain itu jangan lupa juga bahwa israel didukung penuh oleh amerika serikat. Sedangkan hamas hanya didukung oleh kelompok militan lebanon dan iran sebagai penyokong senjata.

3. senjata : apakah saya perlu menjelaskan kehebatan senjata dari israel ?

4. waktu : jika dengan gamblang waktu itu mempengaruhi logistik perang, apakah perang seharusnya dilakukan dengan tidak membuang-buang waktu dengan melihat ketiga aspek sebelumnya?. Dan bukankah jika melihat ketiga aspek idatas kita bisa langsung meramalkan siapa yang nantinya akan memenangkan suatu peperangan.

Jika kita melihat keempat aspek tersebut, maka konflik palestina seharusnya dimenanngkan israel dengan mudah, namun apa uyang terjadi justru konflik ini berlangsung berkepanjangan, dan selalu ada momen-momen dimana suatu momen tersebut membutuhkan perputaran uang yang besar untuk mengembalikan suatu modal. Jikalau kita berbicara konspirasi maka kita tidak akan memungkiri bahwa sautu proses peperangan, didalamnya akan mengandung banyak unsur, dan unsur yang terpenting adalah ekonomi. Baik itu untuk sebagian individu atau kelompok maupun untuk mensejahterahkan masyarakat suatu negara yang sedang berperang itu.

Siapa disini yang tak kenal keluarga rothschild? Ya keluarga rothschil ditengarai menjadi aktor penting dalam perang ini. Keluarga rothschild adalah keluarga yang bergelar mafia perbankan. Keluarga ini sudah melanglang buana di dunia perbankan sejak abad ke 16 dan akhirnya pada abad ke 18 keluarga atau biasa disebut rothschild dynasty menancapkan kuku pengaruhnya dibidang perbankan. Lalu, mengapa mereka menciptakan sebuah peperangan?
Pernah mendengar suatu frasa yaitu “organisasi atau suatu gabungan organisasi akan dengan mudahnya mencapai suatu kejayaan dengan adanya konflik yang ditimbulkan”? dengan caraa ini keluarga rothschild mulai mengeruk suatu keuntungan pundi-pundi kekayaan mereka. Mereka sengaja membuat suatu peradaban akan chaos dan nantinya akan menjadikan kemenangan bagi kelompok mereka, dan itulah yang mereka mulai kerjakan dengan konflik timur tengah ini. Dan mungkin nantinya akan ada perang dunia ketiga, yaitu negara berkembang ditimur tengah akan melawan kekuatan imperial amerika.

Tak bisa kita pungkiri setiap konflik yang terjadi di palestina maka disana tersimpan agenda besar yang melatar belakangi konflik tersebut muncul, untuk selanjutnya banyak dana yang muncul dari tangan para donatur yang iba akan konflik palestina tersebut yang dibuat seakan itu konflik kemanusiaan dan sarat akan unsur agama. Padahal, dibelakang mereka terkandung unsur untuk membalikkan modal mereka yang digunakan untuk kepentingan lainnya.
Pernahkah kita sadari, setiap konflik yang berkecamuk dipalestina selalu pada waktu akan diadakannya agenda besar. Contohnya adalah ketika konflik ini berlangsung, mengapa pada saat ada pemilihan umum di indonesia? Dan pada tahun-tahun yang lalu dimana saat barack obama mencalonkan diri, dengan singkat juga, israel melancarkan agresinya terhadap palestina. Dan yang terjadi adalah pembentukan opini massa yang canggih dan sekaligus penggalangan dana yang luar biasa besar yang dengan menyimpan atau mentransfer dana itu lewat bank. Lihat saja semua yang ingin menyalurkan dana tersebut, maka dana tersebut disalurkan lewat rekening yang tertera di lembaga penyaluran bantuan tersebut. Bukankah menyimpan uang yang ada di bank tersebut akan menimbulkan bunga? Bayangkan apabila uang yang terkumpul itu sangat banyak, bukankah jumlah yang besar akan dimiliki para bankir? Sedang memang keluarga rothschild memegang penuh kekuasaan di tangan bankir-bankir dunia.

Sialahkan lihat sendiri dana tersbut dari lembaga-lembaga yang mentyalurkannya pasti akan mencantumkan nomor rekening untuk selanjutnya menjadi unsur dari suatu bantuan yang nantinya akan disalurkan. Suatu barang yang disimpan di bank, mau tak mau akan memperoleh suatu bunga yang nantinya akan menguntungkan pihak bangkir sendiri. Tapi, selain itu pernahkah kita berpikir, apakah bantuan yang kita beri tersebut sampai ketangan orang palestina? Pernahkan mendengar kapal mavi marmara? Ya kapal tersebut adalah kapal yang menyalurkan bantuan logistik ke palestina dan ditengah perjalanan menuju palestina kapal tersebut dibajak oleh pemerintah israel. Lalu kapal tersebut digiring ke daerah israel dan selanjutnya adalah pemusnahan bantuan logistik yang akan dikirimkan tersebut. Lalu, siapa yang akan bertanggung jawab dan nantinya akan memastikan bantuan tersebut sampai kepada masyarakat palestina? Tidak ada bukan?.
Selain itu, yang harus kita sadari adalah konflik ini berjalan sudah lama dan tak kunjung menemukan suatu perdamaian, seharusnya yang kita cari adalah solusi untuk mendamaikan kedua belah pihak yang bertikai, bukanyya malah memberi sumbangan yang kitapun tak tahu kemana sumbangan kita nantinya akan berujung. SOLUSI, BUKAN GALANG DANA!!!

Suatu perang tak akan lepas dengan yang namanya politik dan ekonomi yang nantinya menjadi hadiah bagi sang pemenang, jika kita tak mencermati secara mendalam, apakah kita nantinya akan bisa disebut dengan kaum intelektual yang memiliki kemampuan untuk bertindak dan berfikir sebagaimana mestinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun