Raka menyeringai. “Jangan lupa desa wisata! Bayangkan kalau desa punya paket wisata tematik. Misalnya, desa kopi, desa anyaman, atau desa sejarah yang menawarkan pengalaman unik.”
Mereka semakin asyik berdiskusi, seolah-olah sedang merancang strategi pembangunan desa secara nasional.
Namun, di tengah pembicaraan serius itu, tiba-tiba Dimas terkekeh sambil menunjuk meja mereka. “Eh, sadar nggak sih? Kita ini diskusi soal desa, tapi makanan kita semua khas Eropa!”
Semua melirik meja mereka. Ada pasta carbonara, steak, pizza, croissant, dan kopi latte.
Sari tertawa. “Harusnya kita di warung makan khas Nusantara ya, sambil makan nasi liwet atau soto ayam.”
Raka mengangkat gelasnya. “Baiklah, sebagai bentuk dukungan, besok kita diskusi lagi di warung pecel!”
Mereka tertawa bersama, menikmati momen kebersamaan di tengah semangat membangun desa. Malam semakin larut, tapi diskusi mereka baru saja dimulai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI